Senin 23 Oct 2023 16:17 WIB

Polisi Moskow Gerebek Masjid, Jamaah Dibawa ke Kantor Militer

Saat ini, di Rusia terdapat kebijakan wajib militer musim gugur untuk dinas militer.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
 Sebuah bendera Rusia dikibarkan di Universitas Pedagogis di Luhansk, Republik Rakyat Luhansk yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia, Ukraina timur, Selasa 27 September 2022. Pemungutan suara dimulai Jumat di empat wilayah Ukraina yang dikuasai Moskow mengenai referendum untuk menjadi bagian dari Rusia .
Foto: AP
Sebuah bendera Rusia dikibarkan di Universitas Pedagogis di Luhansk, Republik Rakyat Luhansk yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia, Ukraina timur, Selasa 27 September 2022. Pemungutan suara dimulai Jumat di empat wilayah Ukraina yang dikuasai Moskow mengenai referendum untuk menjadi bagian dari Rusia .

REPUBLIKA.CO.ID, KOTELNYKY -- Polisi antihuruhara di Kotelnyky, wilayah Moskow, diduga menahan sejumlah jamaah yang ada di masjid pada Jumat (20/10/2023). Umat Muslim ini dibawa ke kantor pendaftaran militer, lalu dipaksa menandatangani kontrak dengan tentara Rusia.

Kejadian tersebut dilaporkan oleh sejumlah media, termasuk Dozhd, yang secara khusus merujuk pada salah satu tahanan, yaitu Mamut Useinov. Ia dikenal sebagai finalis acara “Perepoi zvezdu” yang tayang di Channel One.

Baca Juga

Seperti yang ditulis Useinov dalam Telegram, dia dan jamaah lainnya ditahan tepat di pintu keluar masjid setelah sholat Jumat. Mereka dibawa ke bus yang membawa mereka ke kantor pendaftaran militer di Lyubertsy, tempat diadakannya komisi medis. Dari sana mereka menuju ke Balashikha, pinggiran kota Moskow, tempat pemakaman prajurit kontrak.

“Malam harinya, kami diberitahu bahwa kami semua harus menandatangani kontrak selama satu jam atau masuk penjara,” kata Useinov dikutip di News in France, Senin (23/10/2023).

Dari perkataannya, dapat disimpulkan mereka yang tidak setuju untuk menandatangani kontrak akan dipanggil untuk wajib militer. Menurut laporan Useinov, beberapa tahanan sudah dibawa ke unit militer.

Artis itu sendiri menolak untuk memenuhi persyaratan tersebut, dengan alasan bukti medis. Belum diketahui apakah dia dibebaskan. Useinov menyatakan haknya telah dilanggar.

Useinov menerima paspor Rusia pada 2014 di Krimea yang dianeksasi. Menurut penyanyi itu, dia tidak melakukan wajib militer karena kesehatannya. Saat ini ia berusia 26 tahun, yang berarti dia termasuk dalam wajib militer berdasarkan usia.

Kisah terakhir Useinov disampaikan di Instagram pada Sabtu malam. Di dalamnya, dia melaporkan bahwa dia ditempatkan di barak dan petugas yang ada mengatakan bahwa besok (Ahad) Komite Investigasi akan datang dan berbicara dengan mereka.

Hingga berita ini dibuat, perwakilan pihak berwenang belum mengomentari situasi tersebut, kecuali Wakil Duma (Majelis Rendah Rusia) Viktor Sobolev. Ia mengaku tidak mengetahui perihal kasus tersebut dan mengklarifikasi bahwa bagaimanapun juga, ini bukanlah seruan untuk mobilisasi.

Saat ini, di Rusia terdapat kebijakan wajib militer musim gugur untuk dinas militer. Pihak berwenang mengklaim bahwa wajib militer tidak akan dikirim ke lokasi yang disebut zona SVO, yaitu perang di Ukraina. Pada saat yang sama, pihak berwenang secara aktif merekrut prajurit kontrak.

Baru-baru ini, ada beberapa laporan tentang upaya pihak berwenang untuk menarik migran yang telah menerima kewarganegaraan Rusia untuk berpartisipasi dalam perang. “Pengumpulan” terhadap mereka dilaporkan terjadi di berbagai wilayah di Rusia, termasuk Sankt Peterburg.

Mereka ditahan, dibawa ke kantor pendaftaran militer dan dimasukkan dalam daftar militer. Di saat yang bersamaan, mereka mendapat penawaran untuk menyelesaikan kontrak dinas militer dan mengancam hukuman jika menolak.

Ketua Komite Investigasi Rusia Alexander Bastrykin baru-baru ini menyarankan agar para migran yang menerima paspor Rusia harus rela kehilangan kewarganegaraan mereka, jika tidak ingin mengambil bagian dalam perang melawan Ukraina. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement