REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat, Luhur Tri Uji Prayitno, mengatakan bahwa musim kemarau yang menyebabkan peningkatan karhutla dan memburuknya kualitas udara wilayah itu telah berhenti. Kini, Pontianak akan segera berganti dengan masuknya musim hujan.
“Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan secara umum akan terjadi pada November 2023. Saat ini mulai hujan dan perlu diwaspadai pada puncak hujan,” ujarnya di Pontianak, Senin (23/10/2023).
Ia menjelaskan, meski kondisi dinamika atmosfer di akhir tahun masih menunjukkan kondisi El Nino dan IOD positif yang biasanya menyebabkan kekeringan, namun pengaruhnya di Kalbar terutama pada November-Desember 2023 dan Januari 2024 justru berpotensi peningkatan curah hujan. “Selain itu, kondisi suhu muka laut yang cenderung menghangat di Indonesia khususnya wilayah Kalbar meningkatkan potensi pertumbuhan awan,” jelas dia.
Puncak musim hujan yang diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Kalbar pada November dan Desember 2023, yakni di Kota/Kabupaten Bengkayang, Kubu Raya dan Landak. Kemudian wilayah Mempawah, Pontianak, Sambas , Sanggau dan Singkawang. Ia mengimbau agar pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat lebih siap dan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor selama periode musim hujan.
“Dengan waspada semua pihak harapannya dapat menekan kerugian yang dapat ditimbulkan,” kata dia.