Senin 23 Oct 2023 17:47 WIB

Kemenkes Ungkap Mayoritas Pasien Cacar Monyet di Indonesia Berorientasi Biseksual

Total hingga hari ini ditemukan delapan kasus cacar monyet, semua kasus di Jakarta.

Rep: Ronggo Astungkoro, Haura Hafizhah/ Red: Andri Saubani
Vaksinasi cacar monyet diperuntukkan bagi orang-orang yang berisiko tinggi.
Foto: AP/Mary Altaffer
Vaksinasi cacar monyet diperuntukkan bagi orang-orang yang berisiko tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan, kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia bertambah akibat perilaku seks berisiko. Di mana, dari tujuh kasus konfirmasi monkeypox, enam pasien di antaranya juga merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV) dan memiliki orientasi biseksual.

“Penularan terjadi dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, lewat keterangannya, Senin (23/10/2023).

Baca Juga

Maxi mengatakan, pasien monkeypox memiliki faktor perilaku seks berisiko dengan munculnya lesi dan ruam kemerahan. Hal itu kemudian diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri pada tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan.

Menurut dia, semua kasus monkeypox yang terkonfirmasi berasal dari Jakarta. Di mana, kasus-kasus itu tercatat berasal dari Jatinegara, Mampang, Kebayoran Lama, Grogol Petamburan, dan Kembangan yang masing-masing berjumlah satu kasus. Sementara dua kasus tercatat berada di Setiabudi.