REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ribuan aparatur sipil negara (ASN) bersama warga di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar sholat Istisqa di Stadion Gibraltar Pondok Pesantren Al Ikhlas Taliwang agar hujan segera turun.
"Mudah-mudahan kekeringan ini akan segera tuntas, dan mendapat pertolongan dari Allah SWT," kata Bupati Kabupaten Sumbawa Barat Musyafirin dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10/2023).
Ia mengatakan apa yang dialami oleh umat manusia sekarang ini semua itu karena ulah mereka, sehingga sekecil apapun musibah yang menimpa masyarakat itu adalah kesalahannya. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat segera introspeksi diri dan memohon ampun kepada Allah SWT, baik kesalahan yang diketahui maupun tidak diketahui.
"Kegiatan ini sebagai ikhtiar kita mendapatkan pertolongan Allah SWT, supaya hujan segera turun," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih menjadi area peringatan dini kekeringan meteorologis dampak musim kemarau 2023. "Masyarakat NTB diimbau agar dapat menggunakan air secara efektif dan efisien pada puncak kemarau ini," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat Ni Made Adi.
Beberapa wilayah perlu menjadi perhatian yang merupakan wilayah peringatan dini level awas, yaitu Kabupaten Dompu di Dompu, Kabupaten Bima di Kecamatan Belo, Donggo, Lambitu, Lambu, Langgudu, Sanggar, Sape, Soromandi, dan Wawo.
"Kemudian, Kota Bima di Kecamatan Asakota, Raba, Kabupaten Lombok Timur di Kecamatan Jerowaru, Sumbawa di Kecamatan Lape, Moyo Utara, Plampang, dan Rhee," katanya.
Sedangkan untuk level siaga di Kabupaten Dompu di Kecamatan Kilo, Pekat, Woja, Kabupaten Bima di Kecamatan Bolo, Madapangga, Palibelo, Tambora. Kota Bima di Rasanae Timur, Sumbawa di Kecamatan Buer, Empang, Labuhan Badas, Utan.
"Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau," katanya.