REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- President Freeport-McMoRan Kathleen Quirk dalam konferensi pers laporan kuartalan pekan lalu mengatakan akan melakukan upaya permintaan relaksasi ekspor konsentrat kepada pemerintah Indonesia. Hal ini diperlukan oleh perusahaan tembaga di Tembagapura, Papua tersebut karena kapasitas smleter yang ada di Manyar, Gresik, Jawa Timur belum bisa menampung seluruh produksi.
"Saat ini, izin ekspornya sampai Mei. Jadi, kami masih harus bekerja sama dengan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini setelah Mei yang merupakan periode peningkatan kapasitas smelter kami," kata Quirk dikutip Senin (23/10/2023).
Berdasarkan laporan Freeport-McMoRan Inc. (FCX) kuartal III/2023 dikutip Senin (23/10/2023), izin ekspor konsentrat tembaga PTFI sebesar 1,7 juta metrik ton yang diperoleh pada 24 Juli 2023 hanya berlaku hingga Mei 2024. Sementara itu, konstruksi smelter Manyar ditargetkan rampung pada pertengahan 2024, diikuti dengan uji coba (commissioning) fasilitas dan jadwal peningkatan produksi (ramp-up) hingga akhir 2024.
Quirk menuturkan, Freeport akan bekerja sama secara kooperatif dengan pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Usai smelter beroperasi penuh, dia memastikan Freeport tak lagi mengekspor konsentrat dan akan mulai memproduksi katoda tembaga.
Saat ini, kata Quirk, progres pembangunan smelter tembaga Manyar PTFI di Gresik, Jawa Timur telah mencapai sekitar 84 persen. Menurutnya, eksekusi proyek smelter dengan nilai investasi 3 miliar dolar AS tersebut berjalan dengan baik dan timnya sangat fokus untuk menyelesaikan proyek tersebut secara efisien.