oleh: Jurnalis Republika Fitriyanto
REPUBLIKA.CO.ID, Bulu tangkis bukan lagi andalan prestasi Indonesia di pentas dunia seperti dulu. Para pebulu tangkis Indonesia yang kerap menjadi langganan juara di berbagai ajang internasional bergengsi sebentar lagi tampaknya hanya cerita kenangan masa lalu. Saat ini, skuad Pelatnas Cipayung semakin kesulitan bersaing di pentas dunia.
Hasil terburuk tentu saja saat tak satu pun medali dibawa pulang ketika Asian Games 2022 Hangzhou berlangsung. Ini menjadi torehan terburuk sepanjang sejarah Asian Games diikuti kontingen Indonesia di mana bulu tangkis biasanya selalu meraih medali.
Hasil buruk di Asian Games 2022 lalu sebenarnya sudah bisa tercium jika memantau aksi para pebulu tangkis kita ketika mengikuti single event dari federasi bulu tangkis internasional atau BWF. Khususnya di level 750 dan 1.000 yang mengharuskan pemain ranking terbaik tampil pada event ini.
Dalam ajang ini sepanjang tahun, Indonesia tidak mampu berbuat banyak, dari delapan turnamen BWF Super 750 dan 1.000 yang telah diikuti pemain Indonesia hingga Oktober. Hanya tiga gelar yang diraih dari 40 gelar yang diperebutkan. Setiap turnamen memperebutkan lima gelar juara.
Dari tiga gelar juara tersebut, dua gelar diraih ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yakni dalam ajang Malaysia Open 2023 dan Al England 2023. Satu gelar lainnya diraih tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting di turnamen Singapore Open 2023.
Hasil terkini pada ajang Denmark Open 2023 yang berakhir pekan lalu, Indonesia juga nihil gelar. Satu-satunya wakil Indonesia di final, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri kandas dari wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Pelatih ganda putra Aryono Miranat menilai pencapaian Bagas/Fikri sudah cukup baik bisa masuk final Denmark Open Super 750. Namun ia menilai penampilan keduanya bukan yang terbaik. Bagas/Fikri masih terlihat seperti kurang percaya diri, banyak pukulan yang ragu-ragu, banyak melakukan kesalahan sendiri sehingga antiklimaks.
"Secara umum masih kurang maksimal, masih kurang fokus dalam permainan bola-bola reli dan kurang konsisten dalam permainan. Terlalu mudah kehilangan poin, terutama saat sedang unggul, tidak dapat mempertahankan posisi dan fighting spirit juga perlu lebih lagi terutama dalam poin-poin ketat," kata Aryono dalam keterangan resmi PBSI, Senin (23/10/2023).
Dengan hasil minim ini membuat pemain Indonesia untuk bisa lolos Olimpiade 2024 Paris perlu kerja lebih keras. Mengingat persaingan saat ini sangat ketat. Tahun ini masih menyisakan tiga turnamen besar, yakni French Open 2023 yang akan digelar mulai besok. Selanjutnya ada China Masters 21-26 November 2023 dan BWF Tour Finals 13-17 Desember 2023.
Turnamen tersisa tahun ini harus dimanfaatkan dengan maksimal. Tahun depan pastinya persaingan meraih poin Plimpiade akan semakin ketat. Sejauh ini memang masih bulu tangkis yang mampu meraih emas Olimpiade. Namun dengan melempemnya prestasi sepanjang 2023, berharap emas di Paris 2024 bisa jadi mimpi siang bolong.
Semoga PBSI segera berbenah dan bekerja cepat untuk memperbaiki kondisi saat ini. Jangan sampai ada pengurus yang kejang-kejang jika desakan untuk mundur semakin menguat.
Daftar pencapaian pemain Indonesia pada turnamen Super 750 dan Super 1.000 sepanjang 2023.
1. Malaysia Open 2023 (BWF Super 1.000): 10-15 Januari 2023
- Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto
2. India Open 2023 (BWF Super 750): 17-22 Januari 2023
- nihil
3. All England (BWF Super 1.000): 14-19 Maret 2023
- Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto
4. Singapore Open 2023 (BWF Super 750): 6-11 Juni 2023
- Anthony Sinisuka Ginting
5. Indonesia Open 2023 (BWF Super 1.000): 13-18 Juni 2023
- nihil
6. Japan Open 2023 (BWF Super 750): 25-30 Juni 2023
- nihil
7. China Open 2023 (BWF Super 1.000): 5-10 September 2023
- nihil
8. Denmark Open 2023 (BWF Super 750): 17-22 Oktober 2023
- nihil
9. French Open 2023 (BWF super 750): 24-29 Oktober 2023
10. China Masters 2023 (BWF Super 1000): 21-26 November 2023
11. BWF Tour Finals 2023 (BWF super 1000): 13-17 Desember 2023