Senin 23 Oct 2023 20:46 WIB

Gelar Sidang Terbuka, Dua Mahasiswa MPI Pascasarjana UMJ Dinyatakan Lulus

Sekolah Pascasarjana UMJ menggelar sidang terbuka promosi doktor ke 48 dan 49.

Muhammad Misbakhul Munir dan Taufik Maulana saat Sidang Terbuka Promosi Doktor ke 48 dan 49 dipimpin oleh Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, M.Ag., dan Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag., di Auditorium dr. Syafri Guricci, Senin (23/10/2023).
Foto: Dok. UMJ
Muhammad Misbakhul Munir dan Taufik Maulana saat Sidang Terbuka Promosi Doktor ke 48 dan 49 dipimpin oleh Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, M.Ag., dan Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag., di Auditorium dr. Syafri Guricci, Senin (23/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta (SPs UMJ) gelar Sidang Terbuka Promosi Doktor ke 48 dan 49, di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMJ, Senin (23/10/2023). Dua mahasiswa Program Doktor Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dinyatakan lulus setelah melewati proses panjang. 

Direktur SPs UMJ Prof Dr Masyitoh Chusnan mengatakan bahwa kedua lulusan memiliki kualitas mumpuni. Keduanya memiliki perbedaan topik bahasan. 

Baca Juga

“Oleh karenanya kami menghadirkan penguji tamu yang sesuai dengan topik bahasan disertasi mahasiswa tersebut,” katanya, dalam keterangan tertulis, Senin (23/10/2023).

Masyitoh berharap hasil penelitian disertasi lulusan Program Doktor MPI UMJ bermanfaat untuk umat. 

“Salah satunya, hasil penelitian Misbakhul Munir yang kami sarankan untuk dijadikan buku agar bisa dibaca oleh orang banyak sehingga akan lebih bermanfaat,” ujarnya.

Misbakhul Munir, salah satu mahasiswa penerima gelar doktor, merupakan mahasiswa Program Doktor MPI yang masuk angkatan 2021. Dalam kurun waktu dua tahun tiga bulan, Misbakh dapat menyelesaikan studinya dengan judul disertasi Manajemen Sumber Daya Insani (SDI) Perspektif Maqashid Al Syariah dan Implikasinya di Muhammadiyah Boarding School Ki Bagus Hadikusumo Jampang Bogor.

Misbakh menemukan keterkaitan antara keilmuan maqashid al syariah dengan manajemen pendidikan Islam yang selama ini dianggap tidak berkaitan. Bahkan dalam diskusi, para penguji menilai bahwa maqashid al syariah dalam hal ini dapat diterapkan dalam manajemen SDM selain dari lembaga pendidikan Islam.

“Noveltinya adalah portofolio SDI atau SDM di lembaga pendidikan Islam itu dengan perspektif lima maqashid al syariah. Ketika lima maqashid al syariah ini bisa masuk dan menjadi budaya kerja di lembaga pendidikan Islam, insyallah dapat mengantarkan pada lembaga yang unggul, sustainable dan kompetitif,” kata Misbakh. 

Kelima karakter tersebut adalah religius, personaliti kuat, keteraturan dalam segala hal yang berkaitan dengan SDI, intelektual kuat yang ditunjukkan dari keinginan dalam meningkatkan kemampuan, dan performance yang berorientasi pada produktifitas dan output.

Misbakh mengaku selama menjalankan studi di MPI SPs UMJ, ia sangat terbantu dengan lingkungan kampus yang sangat komunikatif, interaktif, dan tidak kaku. Hal ini menjadi dorongan bagi mahasiswa dalam menyelesaikan studi.

“Saya sudah merasakan bagaimana mimbar akademik dan kebebasan berpendapat terbangun, termasuk ada manajemen yang bersahabat dan ramah tanpa membedakan latar belakang. Tidak ada birokrasi yang saklek maupun komunikasi yang kaku dan ini yang tidak dimiliki oleh kampus lain,” ungkapnya.

Sementara itu, Taufik Maulana yang juga mendapatkan gelar doktor, melakukan penelitian disertasi dengan judul Implementasi Sistem Manajemen Kurikulum Pendidikan Diniyah Takmiliyah (Studi Multi Kasus di DT Al Wahdah dan DT Al Hikmah Kota Bandung).

Taufik menemukan bahwa implementasi sistem manajemen kurikulum pendidikan Diniyah Takmiliyah memberikan keunggulan baru. Hal tersebut membuka peluang bagi peningkatan pendidikan Islam dalam pembelajaran pada lembaga pendidikan Diniyah Takmiliyah.

Saat ini, pembelajaran MPI SPs UMJ dilakukan dengan dua metode yaitu daring dan luring. Pembelajaran daring tetap ditekankan agar mahasiswa mengenal lingkungan kampus dan dapat lebih banyak interaksi, diskusi dan dialog bersama dosen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement