Senin 23 Oct 2023 23:20 WIB

Dua Pekan Agresi Israel, 5.000 Warga Palestina Meninggal

Israel terus menyerang Palestina.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Muhammad Hafil
Kawasan dengan bangunan rusak berat dan hancur menjadi sepi setelah penduduk Kota Gaza mulai mengungsi menyusul peringatan Israel akan peningkatan operasi militer di jalur Gaza, 14 Oktober 2023. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada 13 Oktober telah menyerukan evakuasi dari semua warga sipil di Gaza utara menjelang invasi darat yang diperkirakan akan terjadi.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Kawasan dengan bangunan rusak berat dan hancur menjadi sepi setelah penduduk Kota Gaza mulai mengungsi menyusul peringatan Israel akan peningkatan operasi militer di jalur Gaza, 14 Oktober 2023. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada 13 Oktober telah menyerukan evakuasi dari semua warga sipil di Gaza utara menjelang invasi darat yang diperkirakan akan terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH --- Sumber-sumber medis Palestina mengatakan jumlah warga Palestina yang gugur di Jalur Gaza dan Tepi Barat sejak dimulainya agresi penjajah Israel pada 7 Oktober lalu melonjak, telah mencapai 5.182 orang.

Mereka menjelaskan bahwa jumlah korban meninggal dunia di Jalur Gaza tercatat sebanyak 5.087 orang, termasuk 2.055 anak-anak, 1.119 perempuan, dan 217 orang tua serta 15.273 orang terluka.

Baca Juga

Pasukan penjajah Israel melakukan 23 pembantaian dalam 24 jam terakhir sejak Ahad (22/10/2023) hingga Senin (23/10/2023) pagi, yang merenggut nyawa 436 orang, termasuk 182 anak-anak, yang mayoritas berasal dari selatan Jalur Gaza.

Di Tepi Barat, jumlah korban tewas meningkat menjadi 95 orang dengan tewasnya Mahmoud Saif Nakhleh dan Muhammad Illyan, yang ditembak oleh pasukan penjajah di kamp pengungsi Jalazone, sebelah utara Ramallah, Senin pagi tadi.

Sementara itu, Jet tempur Israel kembali hantam masjid di Gaza dan menghancurkannya. Jet-jet tempur Israel kembali menghantam sebuah masjid di Jalur Gaza, sehingga jumlah total masjid yang hancur di wilayah tersebut menjadi 32 buah sejak 7 Oktober lalu, demikian menurut kementerian dalam negeri wilayah kantong tersebut.

Serangan udara tersebut menargetkan Masjid Al-Noor Al-Mohammedi di lingkungan Sheikh Radwan di Gaza. Sedangkan di wilayah Selatan Gaza yang dianggap lebih aman, juga tak lepas dari serangan rudal Israel, di mana sedikitnya 18 orang tewas dalam serangan udara Israel di Rafah pada Ahad.

"Kami mendengar bahwa serangan udara Israel di Rafah, Gaza selatan, telah menewaskan sedikitnya 18 orang, menurut kementerian dalam negeri di daerah kantong yang terkepung itu," kata salah satu warga.

Orang-orang yang berlindung di daerah El Geneina di Rafah, di Jalur Gaza selatan, telah berbicara kepada Al Jazeera tentang serangan udara pagi ini.

"Kami mengungsi dari Tal al-Hawa ke Rafah, atas permintaan tentara Israel, dan inilah yang terjadi pada kami. Anak saya syahid berusia tiga bulan," kata ayah dari seorang anak yang terbunuh dalam pengeboman tersebut.

Israel terus membombardir wilayah selatan Gaza meskipun telah meminta penduduk di daerah kantong yang terkepung itu untuk pindah ke sana menjelang serangan darat yang diperkirakan akan dilakukan.

"Kami sedang tidur, dan tiba-tiba terdengar suara ledakan," kata seorang anak tentang serangan hari ini di Rafah. "Kami tidak ada hubungannya dengan Hamas." 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement