Selasa 24 Oct 2023 00:30 WIB

Israel Bakal Serbu Gaza, Rupiah Makin Terseok Menuju Rp 16 Ribu per Dolar AS

Upaya untuk menahan konflik telah dilakukan sejumlah negara.

Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan, kekhawatiran pasar terhadap perang Palestina melawan Israel menjadi faktor pelemahan nilai tukar rupiah.

“Konvoi bantuan mulai berdatangan di Jalur Gaza dari Mesir pada akhir pekan, ketika para pemimpin Arab dan menteri luar negeri berkumpul untuk pertemuan puncak di Kairo, namun tidak dapat menghasilkan pernyataan bersama,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (23/10/2023).

Baca Juga

Upaya untuk menahan konflik antara Palestina dengan Israel telah dilakukan sejumlah negara secara intensif selama pekan lalu. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sudah mengunjungi Israel dan berkomunikasi melalui telepon dengan para pemimpin Kanada, Prancis, Inggris, Jerman, dan Italia pasca berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Paus Fransiskus.

Pada pekan ini, pemimpin Perancis dan Belanda juga akan mengunjungi Israel untuk mencari solusi atas masalah Palestina dan Israel.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan tidak ada perubahan fundamental terhadap nilai tukar rupiah di awal perdagangan pekan ini dibandingkan akhir pekan lalu.

“Sumber pelemahan rupiah terhadap dolar AS dari eksternal masih bertahan. Konflik perang Israel-Hamas kelihatannya tereskalasi, area konflik meluas sehingga peristiwa ini masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar,” kata Ariston.

Di samping itu, pelaku pasar juga mengantisipasi kebijakan suku bunga tinggi AS akan bertahan lebih lama karena inflasi AS masih belum turun ke target 2 persen, sehingga segala upaya bakal diusahakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Ekspektasi tersebut selaras dengan pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell pada pekan lalu yang tercermin dari tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS masih meninggi, yaitu 4,9 persen untuk tenor 10 tahun.

Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah melemah sebesar 61 poin atau 0,38 persen menjadi Rp 15.994 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.873 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin turut melemah ke posisi Rp 15.943 dari sebelumnya Rp 15.856 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement