Selasa 24 Oct 2023 08:34 WIB

Kuartal III 2023, Penyaluran Kredit Bank DKI Capai Rp 50 Triliun

Sampai September 2023, perseroan mampu membukukan laba bersih Rp 693,27 miliar.

Lembaga pemeringkat nasional, Pefindo, menaikkan rating Bank DKI dari sebelumnya idAA- (Double A Minus) sejak tahun 2018 menjadi idAA (Double A) dengan outlook stabil.
Foto: Dok Bank DKI
Lembaga pemeringkat nasional, Pefindo, menaikkan rating Bank DKI dari sebelumnya idAA- (Double A Minus) sejak tahun 2018 menjadi idAA (Double A) dengan outlook stabil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank DKI kembali mencatatkan pertumbuhan kinerja positif sepanjang Kuartal III tahun 2023. Sampai dengan September 2023, penyaluran kredit Bank DKI tumbuh 6,90 persen menjadi Rp 49,96 triliun, dari sebelumnya Rp 46,73 triliun pada September 2022. 

Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto, melalui keterangan resmi Selasa (24/10/2023) menyampaikan, pertumbuhan kredit dan pembiayaan sejalan dengan strategi bisnis yang konsisten pada segmen potensial. "Fokus utamanya peningkatan portofolio pada segmen UMKM yang selaras dengan visi dan misi perseroan," ujarnya.

Pertumbuhan kredit utamanya didorong dari segmen ritel yang tumbuh 68,66 persen menjadi Rp 1,66 triliun dari posisi Rp 986,30 miliar. Kredit mikro juga menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan sebesar 42,86 persen menjadi Rp 3,27 triliun dari sebelumnya Rp 2,29 triliun. 

Pertumbuhan segmen mikro dan ritel telah mendorong peningkatan rasio kredit UMKM Bank DKI per September 2023 menjadi sebesar 9,87 persen dari sebelumnya 7 persen. "Selain itu, kredit konsumer mencatat pertumbuhan positif atau sebesar 13,64 persen menjadi Rp 21,58 triliun dari posisi Rp 18,99 triliun," ucapnya.

Di sisi lain, strategi penyaluran kredit dengan skala lebih besar dilakukan secara selektif oleh Bank DKI, seperti kredit sindikasi yang tumbuh 10,91 persen menjadi Rp 6,53 triliun dari Rp 5,89 triliun. Sementara penyaluran segmen kredit komersial (termasuk term loan) pada September 2023 mencapai Rp 15,54 triliun, kredit menengah tercapai Rp 1,37 triliun. Secara spesifik, pembiayaan untuk segmen syariah juga tumbuh 6,22 persen menjadi Rp 7,70 triliun dari sebelumnya Rp 7,24 triliun.

Dalam ekspansi kredit, perseroan tetap memprioritaskan pengelolaan risiko secara efektif dan pengawasan secara ketat untuk memastikan kualitas aset yang optimal. Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross terjaga pada level rendah 1,83 persen dengan NPL Net 0,64 persen pada September 2023, yang menandakan kualitas kredit Bank DKI sehat. 

Bank DKI juga membentuk pencadangan yang memadai dengan Coverage Ratio pada level konservatif mencapai 219,96 persen pada September 2023. “Upaya pengendalian kualitas kredit juga dilakukan melalui penagihan, restrukturisasi, maupun upaya penyelamatan kredit, sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Romy.

Sampai September 2023, perseroan mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 693,27 miliar. Laba bersih ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga Bank DKI sebesar 20,02 persen menjadi Rp 3,97 triliun, dari Rp 3,31 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Arie Rinaldi menambahkan, sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) milik Pemprov DKI Jakarta, perseroan tidak hanya menjalankan peran sebagai entitas bisnis. Perseroan juga berfungsi sebagai konektor sinergi antar BUMD, fasilitator pertumbuhan serta penyetaraan ekonomi masyarakat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement