Selasa 24 Oct 2023 12:29 WIB

Erdogan Akhirnya Restui Permohonan Keanggotaan NATO Swedia

Swedia mengajukan permohonan keanggotaan ke NATO tahun lalu

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya menandatangani protokol aksesi Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk Swedia, Senin (23/10/2023).
Foto: AP Photo/Olivier Matthys
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya menandatangani protokol aksesi Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk Swedia, Senin (23/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya menandatangani protokol aksesi Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk Swedia, Senin (23/10/2023). Berkas aksesi kemudian diserahkan kepada parlemen Turki untuk diratifikasi sebagai undang-undang.

“Protokol Aksesi NATO Swedia ditandatangani oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan pada 23 Oktober 2023 dan dirujuk ke Majelis Agung Nasional Turki,” tulis Kantor Kepresidenan Turki lewat akun X (Twitter) resminya.

Baca Juga

Turki dan Hongaria adalah dua negara anggota NATO yang badan legislatifnya belum meratifikasi aksesi Swedia. Stockholm mengajukan permohonan keanggotaan NATO bersama Finlandia. Namun Helsinki terlebih dulu memperoleh kursi anggota secara resmi pada April lalu.

Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan, negaranya sudah siap bergabung dengan NATO. Namun dia menyebut negaranya masih menunggu Turki meratifikasi permohonan keanggotaannya. “Kami benar-benar siap dan kami menunggu proses ratifikasi dimulai di Ankara,” kata Billstrom dalam konferensi pers di Riga setelah pertemuan para menteri luar negeri negara-negara Nordik dan Baltik, 7 September 2023 lalu.

Swedia memang berharap Ankara akan meratifikasi keanggotaannya di NATO ketika parlemen Turki bersidang kembali pada Oktober. Hal itu disepakati Recep Tayyip Erdogan dalam KTT NATO yang digelar di Vilnius, Lithuania, Juli lalu.

Swedia mengajukan permohonan keanggotaan ke NATO tahun lalu. Langkahnya didorong oleh serangan Rusia ke Ukraina. Namun, upaya mereka memperoleh keanggotaan masih terganjal oleh penentangan Turki. Penolakan Turki atas masuknya Swedia ke NATO terkait dengan kebijakan negara tersebut atas kelompok milisi Kurdi, seperti Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

Ankara menuding Swedia dan negara tetangganya Finlandia tak mendukung upaya perlawanan terhadap PKK dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG). Turki diketahui telah menetapkan dua kelompok tersebut sebagai organisasi teroris. Berbeda dengan Swedia, Turki telah memberi persetujuan bagi keanggotaan Finlandia. Helsinki resmi menjadi anggota ke-31 NATO pada April lalu.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg sempat meminta Turki berhenti melakukan penentangan terhadap upaya Swedia bergabung dengan aliansi pertahanan tersebut. Menurut Stoltenberg, Stockholm telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi komplain keamanan yang dilayangkan Ankara. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement