REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama Nizar Ali mengungkapkan kampung moderasi, rumah ibadah moderasi, sekolah moderasi, serta perguruan tinggi moderasi beragama bisa menjadi role model (panutan) menjelang tahun politik 2024.
“Saya rasa itu menjadi role model yang perlu dikembangkan agar supaya Indonesia ini ke depan, apalagi pada masa-masa tahun politik,” ujar Nizar saat sambutan dalam acara “Diskusi Publik-Ekspos Inovasi Moderasi Beragama” di Universitas Airlangga, Surabaya, Senin (23/10/2023).
Dia mengatakan, pada tahun politik masyarakat sangat rentan dengan gesekan-gesekan, hanya karena perbedaan pilihan politik. Karena itu, menurut dia, moderasi bisa menjadi salah satu opsi panutan yang bsia dikembangkan melalui penyemaian moderasi beragama di tempat ibadah maupun di kampung moderasi.
"Moderasi beragama di kampung dan tempat ibadah menjadi opsi untuk menciptakan keharmonisan umat beragama. Sebab di kampung moderasi beragama dipastikan kehidupan umat beragama harmonis dan damai," kata Nizar.
Kegiatan diskusi ini juga menghadirkan beberapa narasumber, seperti Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Bappenas Didik Darmanto, Koordinator Jaringan Gusdurian dan Tim Ahli Pokja Moderasi Beragama Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, serta Direktur Jenderal Bimas Buddha Supriyadi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kemenag, Prof Suyitno mengatakan, pelaksanaan ekspos inovasi moderasi beragama di Unair sejalan dengan lahirnya Pepres Nomor 58 Tahun 2023, tentang penguatan moderasi beragama.
Menurut dia, program moderasi beragama (PMB) bukan semata tugas Kemenag, tetapi menjadi kewajiban bersama semua kementerian dan lembaga. “Program inovasi moderasi bertujuan agar praktik baik dari masyarakat, dan lembaga pendidikan, bisa menjadi role model bahwa apa yang dilakukan menjadi contoh dan bisa dikembangkan lalu didesiminasikan di tempat lain,” ujar Prof Suyitno.
Diskusi publik ini merupakan bagian dari roadshow Kementerian Agama dalam melakukan sosialisasi rencana perhelatan akbar Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika (KMBAA) yang akan digelar di Bandung pada 11-13 Desember 2023 mendatang.
Prof Suyitno berharap, gelaran KMBAA di Bandung nantinya bisa mengimpor dan mengekspor praktik-praktik baik moderasi beragama di benua Asia Afrika. “Dapat berkontribusi, memberikan solusi, dan pandangan kepada kita semua tentang pentingnya hidup yang damai, meskipun kita semua berbeda latar belakang, suku bangsa, agama dan heterogenitas,” kata dia.
Pada kegiatan diskusi ini juga diberikan hadiah kepada para pemenang lomba inovasi. Untuk kategori Kampung Moderasi, peraih juara 1 adalah Desa Rama Agung, Bengkulu, Juara 2 Dusun Plumbon, Banguntapan, DIY dan juara 3 Desa Budakeling, Karangasem, Bali.
Sedangkan untuk kategori rumah ibadah moderasi beragama, peraih juara 1 adalah Vihara Tanah Putih semarang, Jawa tengah, Juara 2 Masjid At-Taqwa, dan Pura Kalingga, Pekalongan, Jawa Tengah, dan Juara 3 Pura Karanggede, Bantul, DIY.