REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel menegaskan tidak akan mengizinkan masuknya bahan bakar minyak (BBM) ke Gaza, meskipun semua sandera dibebaskan Hamas. Hal itu disampaikan Mark Regev, penasihat senior Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kepada CNN, Senin (24/10/2023).
"Saat ini kami tidak tertarik untuk memasukkan lebih banyak bahan bakar ke mesin militer Hamas dan kami tidak mengizinkan bahan bakar. Kami mengizinkan obat-obatan, kami mengizinkan air. Kami telah mempersilahkan bahan makanan, kami belum mengesahkan yang lainnya," kata Regev.
Ketika ditanya apakah Israel akan mengizinkan bahan bakar masuk ke Gaza jika semua sandera dibebaskan, Regev menegaskan bahwa mereka tidak akan goyah. "Keputusan pemerintah adalah bahan bakar tidak boleh masuk karena akan dicuri oleh Hamas dan akan digunakan oleh mereka untuk menggerakkan roket-roket yang ditembakkan ke Israel untuk membunuh rakyat kami," kata Regev.
Regev mengatakan beberapa bahan bakar diizinkan masuk melalui penyeberangan Rafah, namun ia mengklaim bahwa "sebagian besar" dicuri di bawah todongan senjata. "Kami menduga bahan bakar tersebut dialihkan untuk misi militer mereka," kata Regev.
Tidak ada bahan bakar yang masuk ke Gaza dalam konvoi bantuan melalui penyeberangan Rafah dalam beberapa hari terakhir, menurut beberapa pejabat PBB. Badan-badan bantuan telah berulang kali memperingatkan bahwa pasokan bahan bakar sangat dibutuhkan untuk menyalakan desalinasi air untuk air minum bersih dan mesin-mesin penyelamat nyawa di rumah sakit.
Bantuan lebih banyak lagi masuk, diharapkan. Setidaknya 20 truk lagi yang membawa bantuan kemanusiaan penting melewati penyeberangan Rafah dari Mesir menuju Gaza hari Senin, kata PBB. Seraya PBB memperingatkan bahwa situasi di rumah sakit-rumah sakit di daerah kantung tersebut masih sangat memprihatinkan dan masih banyak lagi bantuan yang dibutuhkan.