REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pituku Group dan Gemilang Facility Services mengumumkan kemitraan strategis untuk membangun dan mengelola sampah anorganik dan organik di 250 area komersial di Indonesia. Kolaborasi tersebut menggabungkan keahlian Pituku dalam pengelolaan sampah dengan pengalaman Gemilang dalam manajemen fasilitas.
Keduanya ingin memberikan solusi komprehensif bagi pemilik properti komersial, yaitu layanan pengelolaan sampah, pembersihan, keamanan, hingga pengendalian hama dalam satu paket penawaran. CEO Pituku Group Faiz Fauzani Rinaldy menjelaskan, kerja sama strategis tersebut akan menghasilkan nilai tambah bagi pemilik properti komersial.
"Kami bangun fasilitas collection center gratis dan akan membayar limbah anorganiknya, seperti plastik, kaleng besi, kertas, dan kardus. Lebih dari 2.000 ton limbah per bulan akan kami kelola dengan adanya kerjasama ini. Kami percaya Gemilang dengan satu dekade pengalamannya dapat membuka peluang baru bagi Pituku dan sebaliknya," kata Faiz di Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Melalui kemitraan itu, Pituku akan mendirikan collection hub sampah di 250 area komersial guna mendorong ekosistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Pituku juga akan membeli limbah yang telah dipisahkan melalui aplikasi Pituku dan menyalurkannya ke jaringan pendaur ulang.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2022 menunjukkan timbulan sampah mencapai 35,9 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, masih terdapat 37,4 persen sampah yang tidak terkelola.
Sementara itu, sumber sampah yang disumbangkan oleh pusat perniagaan, pasar tradisional, dan perkantoran mencapai 46,8 persen dari total sampah yang diproduksi sepanjang 2022. Kemitraan Pituku dan Gemilang bertujuan untuk mengatasi tantangan tersebut dengan mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke TPA dan meningkatkan jumlah sampah yang didaur ulang.
Menurut CEO Gemilang Facility Services Salva Saragih, kemitraan kedua perusahaan juga sejalan dengan target pemerintah, yaitu Indonesia Bersih Sampah 2025 melalui pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah sebesar 70 persen pada 2025.
"Kami percaya bahwa kemitraan ini akan menjadi model untuk pengelolaan sampah dan layanan fasilitas yang berkelanjutan di Indonesia. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pituku untuk membuat dampak positif bagi lingkungan dan komunitas bisnis," kata Salva.