Rabu 25 Oct 2023 12:13 WIB

Terus Meningkat, Ada 13 Kasus Cacar Monyet di DKI Jakarta 

Terdapat sembilan orang yang menjadi suspek monkeypox.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Friska Yolandha
Gambar mikroskop elektron tahun 2003 yang disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ini menunjukkan virion monkeypox dewasa berbentuk oval, kiri, dan virion dewasa bulat, kanan, yang diperoleh dari sampel kulit manusia yang terkait dengan wabah anjing padang rumput 2003.
Foto: CDC
Gambar mikroskop elektron tahun 2003 yang disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ini menunjukkan virion monkeypox dewasa berbentuk oval, kiri, dan virion dewasa bulat, kanan, yang diperoleh dari sampel kulit manusia yang terkait dengan wabah anjing padang rumput 2003.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, kasus cacar monyet (monkeypox) di DKI Jakarta terus bertambah. Kasus cacar monyet saat ini telah mencapai 13 kasus, Rabu (25/10/2023).

"Update monkeypox DKI Jakarta per 25 Oktober 2023 pukul 09.00 WIB terdapat kasus positif total 13 orang," kata Ngabila saat dihubungi Republika.co.id pada Rabu (25/10/2023).

Baca Juga

Kemudian, ia menjelaskan satu kasus pada 13 Oktober 2023 isolasi di Rumah Sakit (RS), lalu satu kasus pada 19 Oktober 2023 juga isolasi RS, lima kasus pada 21 Oktober 2023 isolasi di RS, pada 23 Oktober 2023 terdapat dua kasus isolasi RS dan 24 Oktober 2023 terdapat tiga kasus isolasi di RS.

"Satu kasus pada Agustus 2022 sudah dinyatakan sembuh," kata dia.

Ngabila menambahkan, terdapat sembilan orang yang menjadi suspek monkeypox. Selain itu, terdapat dua orang probable atau menampakkan gejala monkeypox namun belum dilakukan tes PCR. Lalu, sebanyak 11 orang yang sebelumnya berstatus sebagai suspek dinyatakan negatif monkeypox.

"Total penerima vaksinasi monkeypox ada 79 orang," kata Ngabila.

Sebelumnya diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan, kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia bertambah akibat perilaku seks berisiko. Di mana, dari tujuh kasus konfirmasi monkeypox, enam pasien di antaranya juga merupakan orang dengan HIV (ODHIV) dan memiliki orientasi biseksual.

"Penularan terjadi dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, lewat keterangannya, Senin (23/10/2023).

Maxi mengatakan, pasien monkeypox memiliki faktor perilaku seks berisiko dengan munculnya lesi dan ruam kemerahan. Hal itu kemudian diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri pada tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan.

Menurut dia, semua kasus monkeypox yang terkonfirmasi berasal dari Jakarta. Di mana, kasus-kasus itu tercatat berasal dari Jatinegara, Mampang, Kebayoran Lama, Grogol Petamburan, dan Kembangan yang masing-masing berjumlah satu kasus. Sementara dua kasus tercatat berada di Setiabudi.

Data yang sama juga menunjukkan, seluruh pasien terkonfirmasi monkeypox adalah laki-laki usia produktif. Mayoritas atau sekitar 71 persen adalah laki-laki berusia 25-29 tahun, sementara 29 persen di antaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement