Rabu 25 Oct 2023 13:20 WIB

Xi Jinping: Cina Bersedia Kerja Sama dengan AS

Xi Jinping beranggapan kedua negara harus mengelola perbedaan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Presiden Cina Xi Jinping mengatakan pada Rabu (25/10/2023), bahwa Cina bersedia bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS).
Foto: EPA-EFE/JU PENG / XINHUA
Presiden Cina Xi Jinping mengatakan pada Rabu (25/10/2023), bahwa Cina bersedia bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping mengatakan pada Rabu (25/10/2023) bahwa Cina bersedia bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS). Dia menilai, kedua belah pihak harus mengelola perbedaan dan bekerja sama untuk menanggapi tantangan global.

"Apakah AS dan Cina dapat menemukan cara hidup yang 'benar' atau tidak akan menjadi hal yang sangat penting bagi dunia," kata Xi dalam surat yang disampaikan pada jamuan makan malam tahunan Komite Nasional Hubungan AS-Cina yang berkantor pusat di New York.

Baca Juga

Seruan Xi untuk hubungan bilateral yang lebih stabil harus dibangun berdasarkan prinsip-prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan. Persyaratan ini muncul sebelum kunjungan penting Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi ke Washington akhir pekan ini.

Kunjungan diplomat utama Cina yang dilakukan Kamis hingga Sabtu (26-28/10/2023) ini akan menjadi pertemuan tatap muka tingkat tertinggi menjelang pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Xi di San Francisco pada KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) bulan November. Sebelum itu, beberapa pejabat tinggi AS termasuk Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan rekan-rekan mereka dari Cina di Beijing musim panas ini.

Prioritas utama Washington adalah memastikan persaingan yang ketat antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.AS juga menyoroti ketidaksepakatan mereka mengenai sejumlah masalah mulai dari perdagangan dengan Taiwan dan Laut Cina Selatan agar tidak berubah menjadi konflik.

“Pengamat Cina yakin kunjungan (Wang) akan membuka jalan bagi kemungkinan pertemuan antara kepala kedua negara, tetapi menambahkan bahwa Washington perlu melakukan upaya nyata untuk mengatasi kekhawatiran Beijing dan menunjukkan ketulusannya,” ujar laporan kantor berita yang berafiliasi Pemerintah Cina, Global Times

 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement