Rabu 25 Oct 2023 15:43 WIB

Jika Suatu Hari Perang Usai, Situasi di Gaza tidak akan Sama

Situasi di Jalur Gaza sangat buruk

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Jika suatu hari nanti perang usai maka situasi di Gaza tidak akan sama
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Jika suatu hari nanti perang usai maka situasi di Gaza tidak akan sama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang gadis di Gaza, Dunya Ashour (23 tahun) menceritakan tentang nasibnya yang terpaksa mengungsi akibat pengeboman Israel di Gaza. Dalam video yang direkam dari Kota Khan Younis pada 20 Oktober 2023, Ashour mengatakan, dia dan keluarganya telah dievakuasi dari Tal al-Hawa.

"Saya kehilangan rumah saya. Ibu saya kehilangan tempat kerjanya. Saya berhasil menyelamatkan anjing saya tapi sayangnya, saya tidak bisa menyelamatkan ketiga kucing saya," ujar Ashour dalam video yang diunggah Aljazirah.

Baca Juga

Ashour mengatakan, dia datang ke tempat pengungsian dengan menggunakan mobil tanpa membawa barang-barang penting atau benda berharga lainnya. Ashour juga bercerita bahwa situasi di Gaza sangat buruk. Tidak ada air, listrik, dan makanan. Selain itu, cuaca di Gaza sangat panas.

"Situasinya sangat buruk. Tidak ada air, listrik, saya tidak makan, saya juga tidak mandi," ujar Ashour.

Ashour mengatakan, jika suatu hari nanti perang usai maka situasi di Gaza tidak akan sama. Dia juga pasrah dengan kehidupannya. Ashour tidak bisa menjamin bahwa dirinya akan selamat dari pengeboman Israel.

"Saya kira, tidak ada yang sama setelah perang ini, dan saya tidak tahu apakah sayalah orang berikutnya yang akan pergi, atau mati," ujar Ashour.

Ashour mengatakan, dia dan keluarganya tidur secara terpisah. Ibu dan ayahnya tidur di mobil. Sementara kakak perempuan Ashour dan suaminya tidur di halaman sekolah, serta Ashour tidur di dalam kelas. Menurut Ashour, di dalam kelas itu terdapat 30 orang. Ashour merekam video itu untuk berbagi kepada dunia tentang situasi sebenarnya di Gaza. Warga sipil Gaza tidak punya apa-apa untuk melawan. Satu-satunya cara untuk melawan penjajahan Israel adalah dengan bertahan, dan mempertahankan tanah air Palestina.

"Beginilah cara kami melawan dan ini adalah tanah kami dari sungai hingga laut.  Jangan lupa," ujar Ashour.

Lebih dari 700 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Gaza. Ini adalah jumlah korban tewas tertinggi dalam 24 jam sejak Israel mulai membombardir wilayah yang terkepung awal bulan ini.

Militer Israel pada Selasa (24/10/2023) mengklaim telah menyerang lebih dari 400 target Hamas dan membunuh puluhan pejuang Hamas. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 5.791 warga Palestina, termasuk 2.360 anak-anak meninggal dunia dalam serangan Israel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement