Rabu 25 Oct 2023 17:03 WIB

Manufaktur Amerika Serikat Menguat, Rupiah Kembali Terkulai

Ketahanan ekonomi AS akan membuat the Fed bisa mempertahankan suku bunga tinggi.

Red: Ahmad Fikri Noor
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS.
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi tanda-tanda ketahanan ekonomi Amerika Serikat (AS) setelah data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS diumumkan sebesar 51 dari perkiraan 49,8.

"Data tersebut menunjukkan berlanjutnya ketahanan perekonomian AS, yang pada gilirannya memberikan lebih banyak ruang bagi Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunga," kata dia dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Baca Juga

Menurut dia, tanda-tanda ketahanan ekonomi AS akan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama, dan mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe-haven.

"Bank sentral akan mengadakan pertemuan minggu depan untuk memutuskan suku bunga, meskipun pasar secara luas memperkirakan The Fed akan tetap mempertahankan kebijakannya. Namun, para pejabat Fed telah mengisyaratkan setidaknya satu kali kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini, dan suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, setidaknya hingga akhir tahun 2024," ungkap Ibrahim.