REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Kepolisian Belgia mengatakan mereka dengan "aktif" mencari pencari suaka asal Palestina setelah media melaporkan orang itu mengancam melakukan serangan. Tidak ketahui dengan spesifik ancaman tersebut.
Pada Rabu (25/10/2023) kantor kejaksaan Belgia mengatakan mereka mengetahui ancaman yang dipublikasikan media dan petugas polisi sedang mencari orang tersebut. Pekan lalu dua orang ekstremis menembak hingga tewas dua orang warga Swedia dan melukai orang ketiga.
Pihak berwenang mengatakan pelaku yang berasal dari Tunisia tewas dalam operasi penangkapannya. Operasi pencarian orang asal Palestina tersebut dua hari sebelum pertemuan Uni Eropa di Brussels di mana pemimpin 27 negara anggota berkumpul membahas berbagai isu termasuk perang Israel-Hamas.
Pembunuhan pekan lalu menunjukkan ketidakefisienan pemerintahan dan aparat peradilan yang membiarkan tersangka berkeliaran bebas di Brussels meskipun Tunisia secara aktif mengupayakan ekstradisinya. Menteri Kehakiman mengundurkan diri atas insiden tersebut pada akhir pekan lalu.
Sejak serangan tersebut, tingkat kewaspadaan teror di Belgia dinaikkan ke tingkat tertinggi kedua, yang berarti ancaman tersebut dianggap "serius".
Kantor kejaksaan federal juga mengumumkan mereka menahan seorang tersangka pemilik senapan semi-otomatis yang digunakan untuk membunuh kedua warga Swedia tersebut. Ia akan diinterogasi sebelum keputusan mengenai penahanan dikeluarkan.