REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan energi panas bumi (geotermal) di Indonesia mampu menghasilkan listrik hingga 24 gigawatt. Koordinator Kelompok Riset Teknik Investigasi dan Evaluasi Nuklir Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi BRIN Bayu Azmi mengatakan potensi tersebut muncul karena Indonesia menjadi negara dengan geotermal terbesar di dunia yaitu 40 persen dari potensi energi panas bumi dunia.
"Geotermal Indonesia itu terbesar di dunia, kalau dikonversikan dengan tenaga listrik bisa mencapai 24 gigawatt," ujarnya di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Meski memiliki potensi yang besar, katanya, saat ini pemanfaatan energi panas bumi yang menjadi penyumbang untuk pembangkit listrik masih kurang dari 10 persen. Ia mengatakan pemerintah pada 2025 menargetkan menghasilkan energi listrik dari energi baru terbarukan (EBT) 31 gigawatt.
Selain itu, kata dia, geotermal sumber energi yang ramah lingkungan karena energi listrik yang dihasilkan memiliki emisi karbon yang rendah. Hal tersebut, katanya, sejalan dengan visi nol emisi karbon yang ditargetkan pemerintah pada 2060.
Ia menilai dengan mengoptimalkan pemanfaatan geotermal di Indonesia maka target pemenuhan pasokan energi listrik melalui EBT serta visi nol emisi karbon bisa terwujud. "Potensi geotermal Indonesia apabila dimaksimalkan 100 persen, maka target tersebut bisa terpenuhi, tentunya dengan didukung oleh EBT ramah lingkungan lainnya," katanya.
Mekanisme pemanfaatan energi panas bumi menjadi tenaga listrik dengan cara menginjeksi air ke perut bumi sehingga uap yang dihasilkan dari panas tersebut dapat dikonversi menjadi tenaga listrik.
"Alam Indonesia menyediakan sumber energi baru terbarukan yang sangat berlimpah serta ramah lingkungan, akan sangat luar biasa jika dapat memanfaatkannya secara maksimal," ujarnya.