REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Stroke menjadi salah satu penyakit mematikan yang efeknya bisa menyebabkan penderitanya cacat seumur hidup. Namun, pakar neurologi lulusan Universitas Diponegoro, dr Sigit Dewanto H, SpN, FINS, FINA, mengatakan stroke dapat sembuh 100 persen jika penanganan langsung dilakukan dalam 24 jam.
Adapun gejala stroke dapat terlihat dari FAST (Face, Arm, Speech, Time). Pertama, face atau wajah penderita stroke akan terlihat dari bentuk senyumannya yang tidak simetris. Lalu arm atau tangan yang terasa lemah sebelah. Speech atau cara bicara yang celet atau tidak jelas. Dan time, artinya segera bawa ke rumah sakit jika mengalami ketiga gejalan tersebut.
Dr Sigit memaparkan pengobatan untuk stroke yang disebabkan oleh penyumbatan atau ischemik stroke, di mana ini berbeda dengan yang disebabkan pendarahan atau hemorrhagic stroke. Ischemik stroke disembuhkan dengan terapi reperfusi dengan tiga cara berbeda, tergantung dari berapa lama gejalanya muncul di awal.
“Terapi reperfusi merupakan suatu tindakan medis untuk me-restore atau memulihkan aliran darah yang tersumbat di arteri, ada tiga caranya,” ujar dr Sigit dalam diskusi bertajuk ‘Penanganan Stroke dengan Teknologi Terdepan’ di Jakarta, seperti dikutip Kamis (26/10/2023).
Jika sejak gejala awal muncul hingga tiba di rumah sakit baru berjalan 4 jam, bisa dilakukan tindakan intra-vena thrombolysis. Cara ini dilakukan untuk menghancurkan plak yang ada di sumbatan dengan melalui vena dan ditarik keluar.
“Ini caranya simpel saja, cukup diinfus. Jadi obatnya masuk melalui infus, dia akan menghancurkan plak yang tersumbat di aliran pembuluh darah. Sehingga alirannya lancar lagi,” papar dr Sigit.
Namun perlu diingat, ini harus dilakukan jika gejala baru saja muncul dalam waktu 4 jam. Jadi perlu diingat bagi masyarakat Indonesia, jika gejala baru saja muncul, ini harus segera dilakukan tindakan agar bisa langsung sembuh.
Kemudian jika gejala ternyata sudah lewat dari 4 jam dan memasuki waktu 6 jam, cara yang digunakan untuk menghancurkan plak adalah dengan Intra-arterial Thrombolysis. Cara ini dilakukan dengan memasukkan kateter otak yang dimasukkan dari paha, untuk kemudian diarahkan menuju titik penyumbatan.
Jika gejala muncul sudah lewat dari 6 jam, asal belum lewat dari 24 jam, maka bisa dilakukan tindakan reperfusi dengan cara ketiga yakni Mechanical Thrombectomy. Cara ini menggunakan alat serupa kateter otak, lalu menarik gumpalan darah yang menyumbat, sehingga aliran darah kembali lancar.
“Ada pasien tersumbat di sini (menunjukkan scan gambar otak kanan), umurnya 76 tahun. Percobaan ketiga, berhasil (menemukan titik penyumbatan), dan pasien besokannya langsung berdiri normal,” kata dr Sigit.
Ia ingin memberikan cara pengobatan stroke menggunakan teknologi terkini. Jika biasanya penderita stroke masuk rumah sakit cacat dan keluar rumah sakit tetap cacat, tetapi dengan cara ini, masuk rumah sakit cacat dan keluar rumah sakit sudah normal 100 persen.
Setelah dinyatakan sembuh dan bisa berdiri lagi, maka penyintas tidak perlu lagi terapi atau meminum obat rutin. Cukup hanya menjaga pola makan dan gaya hidup saja, agar pembuluh darah tidak lagi tersumbat.