Kamis 26 Oct 2023 09:06 WIB

Anak-Anak Gaza Kesulitan Penuhi Kebutuhan Pokok

Anak-anak Gaza berjuang demi mendapatkan kebutuhan makanan dan air.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Anak kecil perempuan duduk di antara tenda-tenda yang didirikan untuk warga Palestina yang mencari perlindungan di halaman pusat Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada Kamis (19/10/2023).
Foto: Mahmud HAMS / AFP
Anak kecil perempuan duduk di antara tenda-tenda yang didirikan untuk warga Palestina yang mencari perlindungan di halaman pusat Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada Kamis (19/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Di tengah pemboman yang sedang berlangsung di Gaza yang kini sudah berlangsung hampir tiga minggu, anak-anak dari wilayah tersebut menyuarakan perjuangannya yang mengerikan. Tubuh mungil berdebu itu berjuang demi mendapatkan kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan air.

Abdul Latif Baker yang berusia 10 tahun salah satu yang merasakan kesulitan yang tidak kunjung berakhir. Dia mengungkapkan, perjuangannya sehari-hari untuk bertahan hidup.

Baca Juga

“Kami berjuang untuk menyediakan makanan, dan terpaksa memanggang roti kami sendiri di atas api terbuka, karena pendudukan telah meninggalkan toko roti kami menjadi reruntuhan dan rumah kami hancur," kata anak laki-laki itu dikutip dari Anadolu Agency.

Baker menceritakan, dia dan teman-temannya hampir tidak dapat mengakses air, sedangkan air yang ada biasanya tidak dapat diminum. “Kami keluar mencari karton dan kayu bakar untuk menyalakan api dan menyiapkan roti,” kata anak berusia 12 tahun bernama Majd Al-Hessi merasakan hal yang sama dengan Baker.

Majd menyuarakan harapan untuk diakhirinya perang. “Saya tidak ingin kehilangan keluarga atau teman saya," ujarnya.

Sedangkan Mohammad Baker yang berusia 16 tahun bercita-cita untuk menjadi seorang dokter atau insinyur di masa depan. Dia berbagi mimpinya dengan kerinduan yang mendalam.

"Kami rindu menghirup udara kebebasan dan menyaksikan pembebasan tanah air kami," ujar anak remaja itu.

Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza telah kehabisan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar. Konvoi bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza hanya membawa sebagian kecil dari apa yang dibutuhkan.

Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) menyatakan, serangan udara Israel di Jalur Gaza membunuh atau melukai lebih dari 400 anak setiap hari. Setidaknya 2.360 anak-anak terbunuh dan 5.364 lainnya terluka menyusul pemboman Israel yang tiada henti di wilayah kantong yang terkepung tersebut sejak 7 Oktober 2023.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement