Kamis 26 Oct 2023 09:30 WIB

Surat Umar bin Khattab untuk Sungai Nil yang Mengering dan Ini yang Terjadi 

Umar bin Khattab menulis surat untuk Sungai Nil

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Sungai Nil yang membelah kota Kairo, Mesir.
Foto: Republika/Rusdi Nurdiansyah
Sungai Nil yang membelah kota Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dikisahkan ketika Amr bin al-Ash bin Wa'il bin Hisyam menjabat sebagai gubernur Mesir pada masa Khulafaur Rasyidin, Sungai Nil adalah sumber air utama bagi penduduk Mesir. 

Sungai Nil adalah pendukung ekonomi penting yang mendukung sektor pertanian dan perikanan di Mesir. 

Baca Juga

Kehidupan penduduk Mesir kala itu bergantung kepada Sungai Nil, dan dalam prosesnya muncullah tradisi memberikan tumbal gadis perawan untuk dipersembahkan kepada Sungai Nil. 

Amr bin al-Ash saat menjabat gubernur Mesir mengirimkan surat kepada Umar bin Khattab radhiyallahu anhu tentang tradisi penduduk Mesir, yaitu melemparkan tumbal berupa seorang gadis perawan ke Sungai Nil setiap tahun. 

Penduduk Mesir pernah berkata kepada Amr bin al-Ash, "Wahai Amir (pemimpin), sesungguhnya kami memiliki tradisi berkaitan dengan sungai, dan sungai ini tidak akan mengalir kecuali dengan (menjalankan) tradisi itu." Amr bin al-Ash sang gubernur Mesir bertanya kepada mereka, "Tradisi apakah itu?" 

Penduduk Mesir menjawab, "Apabila telah berlalu 12 malam dari bulan ini, kami mengambil gadis perawan dari kedua orang tuanya. Kami mempercantik gadis perawan itu dengan perhiasan dan pakaian yang terbaik, lalu melemparkannya ke Sungai Nil sehingga air sungai pun kembali mengalir." 

Amr bin al-Ash berkata, "Perbuatan itu tidak diperbolehkan dalam Islam, dan sesungguhnya Islam datang untuk meruntuhkan ajaran yang ada sebelumnya." 

Akhirnya penduduk Sungai Nil pun memutuskan untuk

menunggu (kemungkinan yang akan terjadi) selama beberapa bulan. Ternyata air Sungai Nil tetap tidak mengalir, baik sedikit maupun banyak, hingga mereka bermaksud pindah ke tempat lain.  

Umar bin Khattab kemudian menjawab surat sang gubernur Mesir, "Kamu benar bahwa Islam telah menghapus tradisi tersebut. Aku melampirkan secarik kertas untuk kamu bersama surat ini. Lemparkanlah kertas itu ke Sungai Nil." 

Kemudian Amr bin al-Ash membuka kertas tersebut sebelum melemparkannya ke Sungai Nil. Kertas tersebut bertuliskan seperti ini. "Dari hamba Allah, Amirul Mukminin Umar kepada Nil dan penduduk Mesir. Amma ba‘du."

Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini

"Jika kamu mengalir karena keinginan dan kuasamu sendiri, tak usahlah kau mengalir, kami tidak memerlukannya. Akan tetapi jika Allah Al-Wahid Al-Qahhar (Yang Mahaesa dan Mahamengalahkan) yang membuatmu mengalir, kami memohon kepada Allah agar membuatmu mengalirkan air."

Baca juga: Secarik Alquran Bertuliskan Ayat As-Saffat Ditemukan di Puing Masjid Gaza, Ini Tafsirnya

Kemudian Amr bin al-Ash melempar kertas tersebut ke Sungai Nil. Keesokan harinya, ternyata Allah SWT telah mengalirkan Sungai Nil dengan ketinggian air mencapai enam belas hasta dalam satu malam. Dengan itulah Allah SWT menghilangkan tradisi buruk penduduk Mesir hingga sekarang.

Kisah surat Umar bin Khattab untuk Sungai Nil ini dikutip dari buku 150 Kisah Umar bin Khattab yang ditulis Ahmad Abdul Al Al-Thahthawi yang disunting, diterjemahkan dan diterbitkan kembali PT Mizan Pustaka, 2016.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement