REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ahmad Basarah mengatakan bahwa Ganjar Pranowo dan Mahfud MD merupakan pasangan saling melengkapi dalam menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Khusus kepada Mahfud, ia memberikan pujian terhadap rekam jejaknya selama ini.
Mahfud pernah menjadi anggota DPR pada medio 2004 sampai 2008. Ia juga pernah menduduki kursi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam).
"Satu-satunya menurut catatan politik saya, manusia trias politika di Indonesia itu cuma Prof Mahfud," ujar Basarah di Kantor Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Jakarta, Kamis (25/10/2023) malam.
Di samping itu, Mahfud juga berasal dari Jawa Timur dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Reputasinya di tingkat nasional dan internasional juga tak diragukan lagi, sehingga membuat Megawati Soekarnoputri memilihnya menjadi pendamping Ganjar.
"Bu Mega dan ketua umum parpol lainnya telah memikirkan untuk memilih calon presiden dan calon wakil presiden yang latar belakangnya adalah memiliki integritas, kompetensi, kapabilitas dan dianggap cakap untuk memimpin bangsa ini," ujar Basarah.
"Jadi pemilihan Pak Mahfud ini betul-betul dipertimbangkan untuk didedikasikan untuk kepentingan bangsa dan negara, bukan untuk kepentingan keluarga Bu Mega, ketua umum parpol lainnya, kelompok, apalagi golongan," sambung Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud itu.
Sebelumnya, Megawati mengatakan, pemilihan Mahfud sudah melalui kontemplasi dan diskusi dengan berbagai pihak pengusung Ganjar. Mahfud dipandangnya sebagai sosok yang memiliki pengalaman yang panjang dan luas terkait persoalan hukum.
"Beliau sosok yang kami tugaskan untuk melakukan reformasi sistem hukum nasional agar tampil wajah keadilan sejati. Sudah lama rakyat menunggu keadilan ini, karena itulah kepada seluruh rakyat Indonesia kami semua mohon doa restunya," ujar Megawati di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Ia juga meminta Mahfud untuk tampil apa adanya, jujur, dan bernyali ketika menjadi bakal cawapres dari Ganjar dalam menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Megawati sendiri tak lagi mempertanyakan komitmen terhadap Indonesia dan Pancasila.
Di samping itu, ia menyinggung sosok pemimpin yang harus digerakkan oleh nilai moral, etika, dan selalu satu antara kata dan perbuatan. Pada saat bersamaan, ia mencermati seriusnya persoalan akibat liberalisasi politik dan perekonomian yang berdampak pada meningkatnya kasus korupsi.
"Hari ini, hari Rabu tanggal 18 Oktober 2023, saya dengan mantap, kini saya telah mengambil keputusan, kesemuanya saya tujukan sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat, bangsa, dan negara," ujar Megawati.