Kamis 26 Oct 2023 09:59 WIB
Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kemanusiaan MER-C menegaskan RS Indonesia (RSI) di Beit Lahiya, Gaza Utara, tak akan pernah tutup meski kini alami krisis listrik. RS Indonesia saat ini hanya bisa bergantung pada genset — menggunakan bahan bakar solar — dan panel surya. Solar sangat langka, akibat pengepungan Gaza oleh Israel setelah serangan 7 Oktober lalu.
Sementara itu, panel surya disebut sudah dipasang sejak RSI dibangun untuk merespons kondisi darurat. RSI, kata Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad, jadi andalan kedua bagi warga Gaza utara setelah RS Al-Shifa, yang dilaporkan dibanjiri korban.
Pada Selasa (24/10), Menkes Palestina Mai al-Kaila menyebut tiga RS di Gaza telah tutup karena kekurangan solar genset, sementara WHO menyebut ada enam RS. WHO telah menyerukan gencatan senjata untuk menjamin keamanan distribusi bahan bakar dan alat medis ke faskes di Gaza utara.
Sementara itu, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, memperingatkan perlunya bahan bakar untuk operasional mereka. Lewat postingan X, UNRWA mengaku terancam berhenti Rabu (25/10) jika tak kunjung dapat pasokan bahan bakar. Militer Israel lalu membalas postingan UNRWA di X, yang mengklaim adanya '500 ribu liter bahan bakar di dalam tank-tank di kawasan Gaza'. "Tanyakan Hamas apakah Anda bisa minta sebagian," kata Pasukan Pertahanan Israel.