Kamis 26 Oct 2023 10:21 WIB

Dukung Prabowo Gibran, Luhut: Karier Politik Jokowi Dulu Diremehkan, Kini Diperhitungkan

Luhut yakit duet Prabowo dan Gibran saling melengkapi.

Rep: Febryan A/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan saat menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait wacana integrasi moda transportasi publik Jabodebek di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/9/2023).
Foto: ANTARA/Indra Arief Pribadi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan saat menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait wacana integrasi moda transportasi publik Jabodebek di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus senior Partai Golkar, Luhut Binsar Pandjaitan mendukung duet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan capres-cawapres Pilpres 2024. Menyadari duet politisi senior dan junior itu diragukan sejumlah kalangan, Luhut mengungkit perjalanan politik Presiden Jokowi yang awalnya diremehkan. 

Dari ruang perawatannya di Singapura, Luhut awalnya mengakui bahwa perhatian tertuju pada keputusan Prabowo bergabung dengan Gibran. Dia menilai, ada banyak pihak yang menyambut dengan rasa optimisme duet tersebut, meski ada pula yang melihatnya dari kacamata keraguan. 

Baca Juga

Luhut mengatakan, berdasarkan pengalamannya selama puluhan tahun mengarungi gelombang politik di Tanah Air, ia yakin keputusan Prabowo maupun Gibran bergabung didasarkan pada pertimbangan mendalam. Dia pun yakin duet tersebut merupakan kombinasi yang saling melengkapi. 

"Ketika melihat keduanya dideklarasikan sebagai pasangan capres dan cawapres, gambaran yang muncul di benak saya adalah simbiosis antara kebijaksanaan dan energi baru yang terpadu dengan sempurna," kata Luhut lewat unggahan di akun Instagram resminya, dikutip Kamis (26/10/2023). 

Dia lantas mengungkit bagaimana awal karier politik Jokowi ketika memasuki percaturan politik nasional. "(Jokowi) diremehkan berbagai pihak ketika maju sebagai kontestan, namun menjelma menjadi salah satu tokoh yang sangat diperhitungkan," ujarnya. 

"(Jokowi) memenangkan dua kali pemilihan presiden di Indonesia tidaklah sederhana, apalagi masih memiliki 80 persen lebih approval rate di tahun terakhir masa jabatannya," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) itu menambahkan. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement