Kamis 26 Oct 2023 13:27 WIB

7 Fakta Dua Surat Pendek Alquran yang Kerap Disebut Rasulullah Sebagai Pelindung Diri   

Surat Al Falaq dan An Nas adalah disebut pelindung diri atau al muawwidzatain

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Surat Al-Falaq dan An-Nas. Surat Al Falaq dan An Nas adalah disebut pelindung diri atau al muawwidzatain
Foto: Republika/ Nashih Nashrullah
Surat Al-Falaq dan An-Nas. Surat Al Falaq dan An Nas adalah disebut pelindung diri atau al muawwidzatain

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Di antara surat-surat dalam Alquran ada dua surat yang sangat ampuh untuk melindungi diri dari berbagai kejahatan makhluk termasuk dari kejahatan jin dan setan. Yakni surat Al Muawwidzatain yaitu al falaq dan an nas. Dua surat ini mengandung permohonan perlindungan dari semua jenis kejahatan.  

 

Baca Juga

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ .وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ . 

 

Artinya: “Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, (1) dari kejahatan makhluk-Nya, (2) dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, (3) dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, (4) dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki (5).” (QS Al Falaq ayat 1-5). 

 

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ . إِلَٰهِ النَّاسِ . مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ . الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ . 

 

Artinya: “Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. (1) Raja manusia. (2) Sembahan manusia.(3) Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, (4) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, (5) dari (golongan) jin dan manusia. (6).” (QS An Nas ayat 1-6 )

 

Berikut ini sejumlah fakta seputar keutamaan dan khasiat dua surat al Muawwidzatain tersebut: 

 

1. Al Muawwidzatain surat perlindungan diri

 

أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ كُنْتُ أَمْشِي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا عُقْبَةُ قُلْ فَقُلْتُ مَاذَا أَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَسَكَتَ عَنِّي ثُمَّ قَالَ يَا عُقْبَةُ قُلْ قُلْتُ مَاذَا أَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَسَكَتَ عَنِّي فَقُلْتُ اللَّهُمَّ ارْدُدْهُ عَلَيَّ فَقَالَ يَا عُقْبَةُ قُلْ قُلْتُ مَاذَا أَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ فَقَرَأْتُهَا حَتَّى أَتَيْتُ عَلَى آخِرِهَا ثُمَّ قَالَ قُلْ قُلْتُ مَاذَا أَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ فَقَرَأْتُهَا حَتَّى أَتَيْتُ عَلَى آخِرِهَا ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ مَا سَأَلَ سَائِلٌ بِمِثْلِهِمَا وَلَا اسْتَعَاذَ مُسْتَعِيذٌ بِمِثْلِهِمَا

 

Baca juga: Buah yang Disebut Tujuh Kali dalam Alquran Ini Dilarang Israel

 

Artinya: “Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Ibnu 'Ajlan dari Sa'id Al Maqburi dari 'Uqbah bin Amir, ia berkata, "Aku pernah berjalan bersama Rasulullah SAW, beliau lalu bersabda, "Wahai 'Uqbah, ucapkanlah!" Aku bertanya,  "Apa yang harus aku ucapkan ya Rasulullah?" Beliau diam. Kemudian beliau bersabda lagi, "Wahai 'Uqbah, ucapkanlah!" Aku bertanya, "Apa yang harus kuucapkan ya Rasulullah?" Beliau diam. Lalu aku berkata, "Ya Allah, gerakkanlah beliau sehingga dapat menjawabku." Beliau lalu bersabda, "Wahai 'Uqbah, ucapkanlah." Aku bertanya, "Apa yang harus kuucapkan ya Rasulullah?" Beliau lalu bersabda, Qul a'uudzu birabbil Falaq  (Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai Shubuh).'Maka aku pun membacanya hingga akhir surat. 

 

Kemudian beliau bersabda lagi,  "Ucapkanlah." Aku bertanya, "Apa yang harus kuucapkan ya Rasulullah?" Beliau bersabda, Qul a'uudzu birabbinnaas (Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia). Maka aku pun membacanya hingga akhir surah. Setelah itu Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada seorang peminta pun yang meminta setara dengan itu. Dan tidak perlindungan dari seorang peminta yang setara dengan itu." (HR Nasa'i nomor 5345 versi Al Alamiyah, nomor 5438 versi Maktabatu Al Ma'arif Riyadh).  

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement