Kamis 26 Oct 2023 14:05 WIB

Beragam Respons Warga Solo Melihat Gibran Dampingi Prabowo pada Pilpres 2024

Gibran dinilai belum banyak menyelami dinamika dan asam garam perpolitikan.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Pasangan Bakal Calon Presiden dan Wakil Presdien Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyapa saat tiba untuk menjalani pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (26/10/2023). Pasangan Prabowo-Gibran tersebut mejalani pemeriksaan kesehatan sebagai syarat pendaftaran dalam pilpres 2024. Pemeriksaan kesehatan tersebut akan berlangsung sekitar 8-10 jam. Sebelumnya pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud juga telah menjalani tes kesehatan.
Foto: Republika/Prayogi
Pasangan Bakal Calon Presiden dan Wakil Presdien Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyapa saat tiba untuk menjalani pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (26/10/2023). Pasangan Prabowo-Gibran tersebut mejalani pemeriksaan kesehatan sebagai syarat pendaftaran dalam pilpres 2024. Pemeriksaan kesehatan tersebut akan berlangsung sekitar 8-10 jam. Sebelumnya pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud juga telah menjalani tes kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sejumlah warga Solo memberikan respons usai Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka maju pada kontestasi nasional Pilpres 2024 sebagai cawapres Prabowo. Ada yang berpendapat Gibran belum cocok maju sebagai cawapres. Namun ada juga yang setuju dengan langkah putra sulung Presiden Jokowi tersebut. 

Nuryanto (44), seorang warga Laweyan, solo mengaku bangga seorang tokoh Solo bisa maju pada Pemilu 2024 mendatang. Menurutnya hal tersebut dapat berpengaruh pada pembangunan di Kota Solo.

Baca Juga

"Saya sebagai warga kota Solo tentu bangga kalau ada calon orang pusat dari warga Solo. Dulu ada Pak Jokowi sebagai presiden maka pembangunan Kota Solo begitu pesat. Tentu harapan yang sama kepada Mas Gibran yang warga asli Solo, ikut bangga jika ada lagi warga Solo yang jadi orang pusat, apalagi cawapres," katanya. 

Di sisi lain, ketika ditanya soal isu politik dinasti yang santer dikaitkan dengan keluarga Jokowi, termasuk majunya Gibran setelah keluar putusan MK, menurutnya hal tersebut tak relevan dengan sistem pemerintahan yang saat ini dianut di Indonesia. Menurut Nur, pemimpin tetap ditentukan melalui pemilu sehingga masyarakat jika tidak suka tak harus memilihnya.