Kamis 26 Oct 2023 15:16 WIB

Gempa di Laut Banda Terjadi Akibat Deformasi Batuan dalam Bawah Laut

Gempa bumi magnitudo 5,9 terjadi di wilayah Laut Banda, Maluku.

Gempa bumi (ilustrasi). Gempa bumi yang terjadi di wilayah Laut Banda, Maluku, terjadi akibat adanya deformasi batuan dalam di bawah Laut Banda.
Foto: Pixabay
Gempa bumi (ilustrasi). Gempa bumi yang terjadi di wilayah Laut Banda, Maluku, terjadi akibat adanya deformasi batuan dalam di bawah Laut Banda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa bumi magnitudo 5,9 di wilayah Laut Banda, Maluku, terjadi akibat adanya deformasi batuan dalam di bawah Laut Banda.

"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam slab lempeng yang tersubduksi di bawah Laut Banda," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Daryono juga memutakhirkan informasi yang pada awalnya berkekuatan magnitudo 6,1 menjadi magnitudo 5,9. Ia mengemukakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,41 lintang selatan dan 129,40 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 196 km arah timur laut Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, pada kedalaman 159 km.

Ia menyampaikan gempa yang terjadi pada pukul 12.44.17 WIB itu berdampak dan dirasakan di daerah Saumlaki dengan skala intensitas III-IV MMI (modified mercally intensity), artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.

Ia mengatakan, hingga pukul 12.54 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Dia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya. Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement