Kamis 26 Oct 2023 15:44 WIB

Dinkes DKI Lacak Kontak Erat Suspek Cacar Monyet

Dinkes DKI Jakarta melakukan pelacakan kontak erat terhadap suspek cacar monyet.

Red: Bilal Ramadhan
 Seorang pasien sakit cacar monyet (ilustrasi). Dinkes DKI Jakarta melakukan pelacakan kontak erat terhadap suspek cacar monyet.
Foto: AP Photo/Martin Mejia
Seorang pasien sakit cacar monyet (ilustrasi). Dinkes DKI Jakarta melakukan pelacakan kontak erat terhadap suspek cacar monyet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus melakukan deteksi dini kasus cacar monyet (monkeypox/mpox) dengan melakukan pelacakan kontak erat terduga selama 24 jam agar kasus tersebut tidak meluas di Jakarta.

"Adapun investigasi 1 x 24 jam termasuk pelacakan kontak erat juga kami lakukan untuk menekan penyebaran kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Baca Juga

Pendeteksian dini dilakukan karena hingga Rabu (25/10) sebanyak 13 kasus positif cacar monyet ditemukan di Jakarta.

Sembilan orang berstatus suspek atau terduga bergejala "mpox". Sebanyak 12 pasien positif "mpox" saat ini masih diisolasi di rumah sakit, sedangkan satu orang lainnya telah dinyatakan sembuh.

Selain itu, Dinas Kesehatan DKI terus menindaklanjuti penemuan kasus suspek atau probable (konfirmasi) "monkeypox" dari fasilitas kesehatan di Jakarta. Pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terkait penemuan kasus, pencatatan dan pelaporan kasus.

Ani menyebutkan, rumah sakit umum daerah (RSUD) di DKI Jakarta dan Rumah Sakit (RS) Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso dapat menjadi rumah sakit rujukan bagi pasien terkonfirmasi "monkeypox" untuk melakukan perawatan lebih lanjut.

Hal itu juga dimaksudkan untuk memudahkan pasien dengan kondisi rumah tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri.

"Apabila pasien 'monkeypox' dinyatakan sembuh oleh dokter, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan 'follow up' PCR atau pemantauan khusus. Selanjutnya pasien dapat beraktivitas seperti semula," kata Ani.

Dinas Kesehatan juga telah berkoordinasi dengan instansi lain yang perlu mewaspadai penularan "monkeypox", termasuk yang membidangi urusan kesehatan hewan dan satwa liar di DKI Jakarta.

Koordinasi itu mencakup hal-hal seperti penilaian risiko dan penyebarluasan informasi tentang "monkeypox" kepada masyarakat melalui berbagai media informasi. Pemberian vaksinasi "monkeypox" saat ini juga masih dilakukan kepada kelompok rentan penularan.

Selain itu, Dinkes DKI Jakarta juga terus mengkomunikasikan risiko sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Monkeypox Kementerian Kesehatan RI, terutama pada kelompok tertentu.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono telah menugaskan Dinas Kesehatan DKI Jakarta membentuk tim penelusuran (tracing) sebagai upaya mengantisipasi penyebaran cacar monyet yang jumlah kasusnya bertambah di Jakarta.

"Saya tugaskan Bu Kadinkes (Kepala Dinkes DKI Ani Ruspitawati) bikin tim 'tracing' (penelusuran). Jadi, ketika ketemu (kasus baru), salah satunya karena 'tracing'," kata Heru di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (23/10).

Tim tersebut bertugas memproses, mencari dan memantau pihak yang berkontak erat dengan orang yang terkena cacar monyet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement