REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat mengecam pengiriman senjata dan amunisi Korea Utara (Korut) ke Rusia. Dalam pernyataan bersama Menteri Luar Negeri AS Antony J. Blinken, Menteri Luar Negeri Jepang Yōko Kamikawa, dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin ketiga negara mengatakan mereka telah mengkonfirmasi "beberapa" pengiriman senjata.
Rusia dan Korut membantah pengiriman senjata untuk digunakan Rusia dalam melawan Ukraina. Sementara para peneliti dan Washington mengatakan terlihat pergerakan kapal yang membawa kontainer yang kemungkinan besar membawa senjata antara pelabuhan kedua negara.
"Amerika Serikat, Jepang, dan Republik Korea (Korsel) mengutuk keras penyediaan peralatan militer dan amunisi oleh Republik Demokratik Rakyat Korea (Korut) kepada Federasi Rusia untuk digunakan melawan pemerintah dan rakyat Ukraina," kata tiga menteri dalam pernyataan yang Republika terima, Kamis (26/10/2023).
"Pengiriman senjata semacam itu, yang beberapa di antaranya telah kami konfirmasikan telah selesai, akan secara signifikan meningkatkan jumlah korban jiwa akibat perang agresi Rusia. Kami akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mengungkap upaya Rusia untuk memperoleh peralatan militer dari DPRK," tambah mereka.
Korsel, AS dan Jepang mengatakan dalam menghadapi upaya Rusia memperpanjang perang dengan bantuan dari Korut, tiga negara itu tetap bertekad mendukung kedaulatan Ukraina dan upayanya melawan dampak perang agresi Rusia.
Dalam pernyataan tersebut Korsel, AS dan Jepang mengatakan sebagai imbalan atas dukungannya kepada Rusia, Korut mencari bantuan militer untuk meningkatkan kemampuan militernya sendiri. Ketiga negara itu mengatakan mereka memantau dengan seksama setiap materi yang diberikan Rusia kepada Korut untuk mendukung tujuan militer Pyongyang.
"Kami menekankan transfer senjata ke atau dari DPRK serta pengiriman transfer barang-barang tertentu KE Korut dan kerja sama teknis yang terkait dengan senjata pemusnah massal, rudal balistik, atau program senjata konvensional akan melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB. Rusia sendiri memberikan suara untuk resolusi Dewan Keamanan PBB yang berisi pembatasan ini," kata Korsel, AS dan Jepang.
Ketiga negara menambahkan mereka sangat sangat prihatin dengan potensi transfer teknologi terkait rudal nuklir atau rudal balistik ke Korut. Menurut mereka transfer semacam itu akan membahayakan upaya berkelanjutan dari komunitas internasional untuk menjaga teknologi sensitif dari tangan aktor-aktor yang ingin mengacaukan keamanan regional, mengancam perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan juga di seluruh dunia.
"Dan memerlukan upaya baru untuk merespons secara tepat di seluruh elemen kekuatan nasional kita terhadap ancaman senjata pemusnah massal Korut yang terus meningkat," kata pernyataan tersebut.
"Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan bersama-sama, dengan tegas menentang pengiriman senjata dan kerja sama militer antara Korut dan Rusia serta dampak buruk dari tindakan semacam itu terhadap keamanan global dan nonproliferasi. Kami mendesak Korut dan Rusia untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan dan segera menghentikan semua kegiatan yang melanggar resolusi tersebut," tutup mereka.