REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU — PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melakukan transformasi digital lewat penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam pengelolaan Wilayah Kerja Rokan demi mencegah penurunan produksi minyak. Sebagai lapangan migas terluas di Indonesia, Blok Rokan memegang peran strategis dalam menjaga produksi minyak nasional.
Vice Presiden IT PHR, Triatmojo Rosewanto, menyampaikan transformasi digital punya peran yang signifikan dalam peningkatan produksi di wilayah kerja PHR. Berbagai aktivitas yang dipantau ialah yang meliputi pengeboran, monitoring pengapalan, lifting, inventory hingga operasional produksi.
Transformasi digital sektor industri migas merupakan bagian dari strategi Indonesia Oil dan Gas (IOG) 4.0 yang sedang dijalankan. Digitalisasi industri migas memungkinkan seluruh operasional utama migas diintegrasikan dan dipantau melalui sistem terpusat.
“Sebanyak 25 persen produksi minyak nasional datang dari Blok Rokan, jadi kita harus menjaga ketahanan energi, tidak boleh ‘batuk-batuk’. Produksi harus jalan terus,” kata Triatmojo di Pekanbaru, Riau, Rabu (26/10/2023).
Manager Information Management and Data Analytics PHR Ananta Bodhitama menuturkan, salah satu produk digitalisasi yang telah digunakan secara penuh oleh PHR adalah artificial intelligence (AI) yang digunakan untuk meminimalisasi penurunan produksi.
“Bagaimana caranya? Kita punya sistem yang mencatat secara realtime data-data di lapangan. Nah, data itu digunakan untuk monitor kinerja pompa,” ujarnya.
Lebih lanjut, dari data yang diperoleh tersebut, akan diketahui tingkat kinerja pompa sumur minyak aktif dan dibuat AI Model untuk menghasilkan angka dari pengetesan sumur secara virtual dengan keakuratan di atas 90 persen. “Angka itu yang digunakan oleh engineer apakah ini perlu dilakukan perbaikan atau tidak. Itu kan butuh biaya, waktu, segala macam. Dengan adanya AI para engineer bisa lebih cepat tahu,” jelas Ananta.
Blok Rokan menjadi lapangan migas terluas dan tertua di Indonesia. Total luasan Wilayah Kerha Rokan mencapai 6.200 kilometer persegi yang meliputi tujuh kabupatan kota di Provinsi Riau. Pada tahun 2024, Blok Rokan akan memasuki usia yang ke-100 tahun.
Adapun sejauh ini, Blok Rokan memiliki lebih dari 11 ribu sumur aktif di lebih dari 80 lapangan migas yang aktif. Sementara itu, pada tahun ini produksi minyak dari Blok Rokan ditargetkan mencapai 164 ribu barel per hari atau yang terbesar ke dua setelah Blok Cepu. Dengan kemampuan produksi itu, Rokan berkontribusi sekitar 25 persen terhadap total produksi minyak nasional saat ini yang sekitar 600 ribu barel per hari.
Ananta menambahkan, selain dalam hal produksi, teknologi AI juga digunakan untuk meningkatkan keselamatan kerja para petugas lapangan. AI dapat mengawasi aktivitas para engineer di lapangan yang tengah bertugas.
“Ketika ada anomali segala macam, sistem akan membunyikan alarm. Jadi ini untuk menjaga safety, safety, dan safety bagaimana teknologi bisa mendukung zero incident,” ujarnya.