Jumat 27 Oct 2023 05:05 WIB

Misteri Terowongan Mematikan Milik Hamas yang Sulit Ditembus Persenjataan Canggih Israel

Pembuatan terowongan di wilayah Gaza dimulai pada tahun 1982.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Terowongan Gaza yang dibangun pejuang Hamas. ilustrasi
Foto: AP
Terowongan Gaza yang dibangun pejuang Hamas. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Militer Israel berencana melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza. Pasukan Israel kemungkinan besar akan menghadapi pertempuran berdarah melalui terowongan yang dikenal sebagai “Metro Gaza” saat mereka melancarkan invasi darat. 

Jaringan terowongan tersebut diperkirakan memiliki panjang ratusan mil dan padat dengan jebakan. Upaya besar terakhir Israel untuk menghancurkan sistem terowongan Hamas ini terjadi pada Operation Protective Edge pada 2014. Namun operasi itu gagal, dan Hamas membangun kembali jaringan terowongannya.

Baca Juga

Terowongan Hamas memainkan peran penting dalam perkembangan strategi perang mereka. Hamas telah mengintegrasikan peperangan bawah tanah ke dalam strategi militernya secara keseluruhan. 

Keberadaan terowongan ini tidak lagi hanya sekedar tempat perlindungan atau persembunyian, namun merupakan bagian integral dari rencana yang lebih luas untuk mempersiapkan penyergapan terhadap pasukan Israel.

Ahli geomorfologi dan geologi di Departemen Geografi dan Lingkungan Universitas Bar-Ilan, Profesor Joel Roskin telah mengikuti perubahan di terowongan Gaza selama bertahun-tahun. Roskin menganalisis kondisi yang memungkinkan pembentukan dan perluasan terowongan tersebut, serta mengungkapkan kondisi geologi dan keamanan terowongan tersebut. 

Tiga tahun lalu, Roskin menerbitkan sebuah bab buku berdasarkan studinya “Perang Bawah Tanah di Jalur Gaza dan Kompleksitas Militer dalam Memeranginya.”  Sebuah artikel tentang topik yang sama dan nama yang sama saat ini sedang dalam tahap akhir penerimaan oleh jurnal akademik Studies in Conflict and Terrorism.

Roskin mengungkapkan, fase pembuatan terowongan dimulai pada 1982 menyusul perjanjian damai Israel dengan Mesir dan desakan Mesir agar perbatasan memisahkan Kota Rafah antara Gaza dan Mesir. Warga menggali terowongan yang digunakan untuk menyelundupkan barang, terutama untuk menyatukan kembali keluarga yang terpisah di dua bagian Rafah.

Terowongan itu digali oleh penambang lokal yang berpengalaman dalam menggali sumur. Pada 1994, tren penggunaan terowongan dimulai. Terowongan digunakan untuk mendistribusikan barang dan amunisi antara Rafah di Mesir dan Rafah di Gaza, yang berada di bawah kendali Otoritas Palestina sebagai bagian dari Perjanjian Damai Oslo.

Pada tahun 2000, intensifikasi penggunaan gerakan bawah tanah dimulai setelah Intifada kedua (pemberontakan Palestina). Selama periode ini, penyelundupan senjata ilegal dan penambangan terowongan di Rafah meningkat.

Belakangan, kesadaran bahwa Israel tidak memiliki respons yang efektif menyebar ke Gaza. Hamas serta pemain lainnya meningkatkan aktivitas bawah tanah.  

Setelah penarikan penuh militer dan sipil Israel dari Jalur Gaza pada 2005, respons IDF terhadap tantangan terowongan menurun secara signifikan karena penilaian Israel yang keliru mengenai masa depan warga Gaza yang damai.

“Di sisi lain, terowongan penyelundupan antara Mesir dan Gaza bertambah jumlahnya hingga mencapai ratusan, bertambah dalam ukuran, panjang dan kualitas, dan distribusi spasial yang lebih besar (serta) jalur masuk dan keluar sudah dibangun di gudang-gudang yang ditunjuk dan terlihat,  dan barang-barang legal dan ilegal lewat dengan bebas," kata Roskin dilaporkan The Jerusalem Post, Rabu (25/10/2023).

Menembus hingga ratusan meter ke wilayah Israel ..

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement