REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Financial Literacy for Women yang digelar sejak April 2023, menargetkan peserta perempuan yang tinggal di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar. Kali ini, program tersebut menyasar peserta di Lombok Utara di Nusa Tenggara Barat dan Halmahera Barat di Maluku Utara.
Di Lombok Utara dan Halmahera Barat, kegiatan diikuti sekitar 1.700 peserta yang bergabung secara tatap muka maupun daring. Acara tersebut menghadirkan perwakilan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Prudential Indonesia, dan perencana keuangan.
"Dengan menjangkau lebih banyak perempuan, kami optimistis dapat turut mendorong kesejahteraan masyarakat Indonesia karena kami melihat peran penting perempuan dalam mengatur keuangan keluarga," kata Chief Human Resources & Community Investment Officer Prudential Indonesia, Indrijati Rahayoe dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Melalui inisiatif program itu, sejak 2009 hingga 2023, Prudential Indonesia telah menjangkau da memberikan pelatihan perencanaan keuangan rumah tangga kepada lebih dari 56 ribu perempuan Indonesia yang bergabung secara daring maupun luring. Hal itu mempertegas komitmen perseroan yang sudah beroperasi lebih dari 27 tahun di Indonesia.
"Untuk itu, penting bagi setiap perempuan untuk memiliki dasar kecakapan finansial yang mumpuni. Literasi finansial dan asuransi merupakan salah satu pilar community investment Prudential Indonesia dan kami berkomitmen untuk terus memperluas program ini," ujar Indrijati.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2021 yang dilakukan oleh OJK, tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia sebesar 49,68 persen dan 85,1 persen. Angka itu mengalami kenaikan dari hasil survei OJK pada 2019, yaitu sebesar 38,03 persen dan 76,19 persen.
Dari sisi gender, untuk pertama kalinya indeks literasi perempuan lebih tinggi (50,33 persen), dibandingkan dengan laki-laki (49,05 persen). Tingkat inklusi keuangan yang lebih tinggi dibandingkan literasi keuangan menunjukkan, masyarakat Indonesia sudah banyak yang mengakses jasa keuangan, namun tidak dibarengi dengan pemahaman produk dan jasa keuangan yang digunakan.
Rista Zwestika Financial Planner & Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), mengatakan, kontribusi perempuan terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia mencapai 61 persen. Oleh karena itu sangat penting bagi para perempuan untuk mengasah skill financial management dari mulai mengatur keuangan sehari-hari hingga memiliki layanan asuransi bagi keluarga.