REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Doa adalah wujud interaksi seorang Muslim dengan Allah SWT. Doa menjadi media bagi seorang hamba untuk menyampaikan segala apapun yang diharapkannya. Namun demikian ada waktu-waktu tertentu agar doa yang dipanjatkan mustajab.
Hal itu disampaikan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah RA, yang mendengar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
سَمِعْتُ النبيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ يقولُ: إنَّ في اللَّيْلِ لَسَاعَةً لا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ، يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِن أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، إلَّا أَعْطَاهُ إيَّاهُ، وَذلكَ كُلَّ لَيْلَةٍ.
"Sesungguhnya pada setiap malam itu ada waktu yang jika seorang Muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat kepada Allah, maka Allah pasti memberikannya. Waktu tersebut ada pada setiap malam." (HR. Muslim)
Begitu pun hadits lain yang diriwayatkan dari Amr bin Absah RA, yang pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Waktu yang paling dekat antara hamba dengan Rabbnya ialah pada pertengahan terakhir malam hari. Jika engkau mampu menjadi orang yang berdzikir kepada Allah SWT di saat itu, maka lakukanlah." (HR Abu Daud, Turmudzi)
Dalam berdoa, tentu ada yang perlu diperhatikan. Direktur Departemen Riset Syariah Darul Ifta Mesir, Syekh Ahmad Mamduh memaparkan hal utama dalam berdoa adalah keikhlasan dari hati yang terdalam dan yakin doanya terkabul.
Syekh Mamduh juga mengingatkan sebaiknya memanjatkan doa pada waktu tengah malam hingga waktu Subuh agar terkabulkan. Waktu Subuh sebelum terbit fajar adalah waktu terakhir yang bagus untuk memanjatkan doa.
"Siapa yang memanjatkan doa, maka harus mengedepankan adab yang sopan santun. Allah SWT mengabulkan doa kita saat Dia inginkan, bukan saat kita mau," katanya.