Jumat 27 Oct 2023 15:52 WIB

Netversity, Memajukan Ekosistem Halal Melalui Riset dan Teknologi

IBF Net menawarkan lebih 50 kursus terkait keungan, hingga zakat, sedekah, dan wakaf.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Erik Purnama Putra
Logo halal terpasang di salah satu produk yang dijual di pameran Halal Fair 2023 (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Logo halal terpasang di salah satu produk yang dijual di pameran Halal Fair 2023 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah RI sedang menggencarkan aksi pengembangan ekosistem halal di Indonesia dan mengajak seluruh pihak untuk ikut mendorong industri halal Tanah Air. PT IBF Net Indonesia pun meresponsnya dengan meluncurkan Netversity, untuk memajukan pengembangan kapasitas manusia dalam ekosistem halal melalui riset dan teknologi.

PT IBF Net Indonesia yang merupakan pendiri International Institute of Islamic Business and Finance (IIIBF), menyatakan, inisiatif strategis tersebut menandai langkah signifikan menuju globalisasi portofolio yang komprehensif, dengan melayani audiens yang beragam dan internasional.

Presiden Direktur IBF Net Indonesia, Dr M Obaidullah mengatakan, ekosistem halal bukan hanya tentang keuangan syariah. Sebagian besar penyedia pelatihan saat ini, kata dia, berfokus pada beberapa bidang, seperti perbankan, asuransi dan investasi, dan yang terbaru, keuangan mikro dan fintech dalam ekonomi berbasis syariah.

"Sementara ini terdapat 50 lebih kursus yang kami tawarkan mencakup bidang-bidang keuangan tambahan, seperti, amal (zakat, sedekah dan wakaf), keuangan nirlaba, keuangan publik," kata Obaidullah, dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (267/10/2023).

Selain itu, kata dia, IBF Net juga membuka kursus untuk keuangan dan ekonomi yang fokus pada berbagai tujuan pembangunan berkelanjutan. Termasuk, di dalamnya mencakup perlindungan anak, pemberdayaan perempuan, perubahan iklim dan lingkungan hidup.

Sedangkan di luar ekonomi, IBF Net juga menawarkan kursus yang berfokus pada berbagai bidang yang saling berhubungan dalam ekonomi halal, seperti psikologi bisnis, hukum, akuntansi, kepemimpinan dan manajemen, pemasaran, komunikasi dan hubungan masyarakat, hubungan ketenagakerjaan serta manajemen lingkungan hidup.

"Seluruh kursus ini ditawarkan secara online dan hybrid sehingga peserta bisa berkontak langsung dengan para instruktur. Semua memberikan perspektif Islam sebagai tujuan pembelajaran tambahan," kata Obaidullah.

Menurut Obaidullah, IBF Net juga terhubung dengan universitas-universitas korporat yang dijalankan oleh entitas Indonesia untuk jenis kursus yang terakhir. “Dengan kursus yang fokus pada keuangan sosial Islam sebagai awal yang sederhana, PT IBF Net Indonesia siap untuk memperluas penawarannya secara eksponensial," katanya.

Selama setahun ke depan, perusahaan berencana untuk memperkenalkan lebih dari 50 kursus yang dirancang untuk memberi manfaat bagi jaringannya, yang terdiri atas lebih dari 80 ribu anggota di seluruh dunia. IBF Net mengumumkan portofolio kursus terbarunya ini, bertepatan dimulainya Festival Ekonomi Syariah Indonesia (ISEF).

 

"ISEF merupakan kesempatan penting bagi kami untuk perencanaan di masa mendatang, dan sebagai wadah aspirasi kami saat menyambut para simpatisan dan tamu dari berbagai belahan dunia ke Indonesia," ujar Obaidullah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement