Jumat 27 Oct 2023 14:13 WIB

Empat Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakbar, Pasien Kini Diisolasi untuk Cegah Penularan

Sudinkes Jakbar belum merinci sumber penularan dan lokasi kasus cacar monyet itu.

Cacar monyet (ilustrasi). Sebanyak empat kasus cacar monyet ditemukan di Jakarta Barat.
Foto: Pixabay
Cacar monyet (ilustrasi). Sebanyak empat kasus cacar monyet ditemukan di Jakarta Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat (Sudinkes Jakbar) menemukan empat kasus cacar monyet (monkeypox/ mpox) di wilayahnya. Saat ini tengah dilakukan isolasi terhadap penderita untuk mencegah penularan cacar monyet.

"Ada empat kasus yang kami temukan," kata Kepala Sudinkes Jakbar, Erizon Safari melalui pesan singkat, Jumat (27/10/2023).

Baca Juga

Namun, hingga kini Sudinkes Jakbar belum merinci sumber penularan dan lokasi dari empat kasus cacar monyet tersebut. "Belum tahu (sumber penularan). Terlalu dini. Yang jelas lokasinya berjauhan," ucap Erizon.

Mengingat penyakit baru maka kami tetap melakukan isolasi terhadap penderita dengan tujuan mencegah penularan ke orang lain sambil tentunya diberikan pengobatan kalau ada gejala. Untuk pengobatan cacar monyet, kata Erizon, masuk ke dalam penyakit yang ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

"Ditanggung BPJS Kesehatan. Kalau enggak punya BPJS, secara pribadi dia berobat," ucap Erizon.

Diketahui, hingga hari ini, Jumat (27/10/2023) sebanyak 17 kasus positif cacar monyet ditemukan di Jakarta. Sebanyak 11 orang berstatus suspek atau terduga bergejala "mpox". Sebanyak 16 pasien positif "mpox" saat ini masih diisolasi di rumah sakit, sedangkan satu orang lainnya telah dinyatakan sembuh.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan masyarakat perlu memperkuat Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk mencegah penularan cacar monyet. "Kami terus mengingatkan dan mengajak seluruh masyarakat Jakarta untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan meningkatkan kewaspadaan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Pola hidup yang dimaksud seperti rajin memakai masker dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, terutama jika sedang sakit dan bertemu orang sakit. Lalu lebih bertanggung jawab dalam menjaga kesehatan reproduksi dan tidak berganti-ganti pasangan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement