Jumat 27 Oct 2023 16:45 WIB

Wapres Ingin Pusat Keuangan Syariah Indonesia tidak Kalah dengan Dubai dan Qatar

Sifat inklusif membuat ekonomi dan keuangan syariah dapat diterima berbagai kalangan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Lida Puspaningtyas
Wakil Presiden Maruf Amin memberikan sambutan dalam seremoni pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-10 tahun 2023, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (26/10/2023). Pelaksanaan ISEF ke-10 tahun 2023 tersebut mengangkat tema Accelerating Sharia Economy and Finance through Digitalization for Inclusive and Sustainable Growth. ISEF ke-10 ini diselenggarakan mulai 25 hingga 29 Oktober 2023 dengan rangkaian kegiatan terdiri dari seminar bertaraf nasional dan internasional, business matching, showcase internasional, dan eksibisi serta bebagai kompetisi. Melalui penyelenggaran ISEF ke-10 ini diharapkan menjadi momentum untuk semakin memperkuat upaya mengintegrasikan pemikiran dan inisiatif seluruh penggiat ekonomi syariah dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah Indonesia.
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Presiden Maruf Amin memberikan sambutan dalam seremoni pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-10 tahun 2023, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (26/10/2023). Pelaksanaan ISEF ke-10 tahun 2023 tersebut mengangkat tema Accelerating Sharia Economy and Finance through Digitalization for Inclusive and Sustainable Growth. ISEF ke-10 ini diselenggarakan mulai 25 hingga 29 Oktober 2023 dengan rangkaian kegiatan terdiri dari seminar bertaraf nasional dan internasional, business matching, showcase internasional, dan eksibisi serta bebagai kompetisi. Melalui penyelenggaran ISEF ke-10 ini diharapkan menjadi momentum untuk semakin memperkuat upaya mengintegrasikan pemikiran dan inisiatif seluruh penggiat ekonomi syariah dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mendorong pusat keuangan syariah Indonesia terus dikembangkan untuk menjadi magnet sekaligus barometer ekonomi dan keuangan syariah bertaraf dunia. Salah satunya kawasan Islamic Financial Center atau IFC PIK-2 yang merupakan pusat terintegrasi untuk sektor keuangan syariah Indonesia.

"Harapannya, kawasan terintegrasi ini kelak menjadi ikon Indonesia, terutama di sektor keuangan syariah, serta lebih maju dibandingkan pusat keuangan Islam yang lebih dulu hadir di Dubai (Uni Emirat Arab), Astana (Kazakhtan), Qatar, dan negara lainnya," ujar Kiai Ma'ruf saat menghadiri Seminar Nasional Ekonomi Syariah bertajuk Peranan Islamic Financial Center dalam Penguatan Ekosistem dan Sinergi Stakeholder Ekonomi Syariah di Indonesia, Jumat (27/10/2023).

Kiai Ma'ruf mengatakan, pengembangan klaster industri produk halal, jasa keuangan syariah, dana sosial syariah, serta bisnis dan kewirausahaan syariah membutuhkan dukungan infrastruktur, salah satunya kawasan pusat yang terintegrasi.

Untuk itu, infrastruktur ekosistem syariah ini mesti dibangun secara kolektif agar menjadi sebuah rumah besar yang bermanfaat luas, serta sanggup memfasilitasi pengembangan klaster-klaster strategis. Kiai Ma'ruf pun berpesan agar pusat keuangan syariah ini mampu memberikan penguatan terhadap ekosistem dan sinergi pemangku kepentingan ekonomi syariah nasional.

Pertama, Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) inni mendorong pusat keuangan syariah hadir dengan layanan terbaik dan tetap kompetitif melalui optimalisasi kawasan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan di dalamnya.

"Bangun semangat kepemilikan dan kebersamaan antarpemangku kepentingan, sehingga kawasan ini terus berkembang menjadi pusat informasi dan bisnis yang menjembatani kepentingan pelaku usaha dan industri syariah, bahkan mampu menarik investasi-investasi baru syariah dari dalam dan luar negeri," katanya.

Kedua, pusat keuangan ini agar dibangun dengan kolaborasi dan jejaring lintas sektor ekonomi dan keuangan syariah agar membuka kesempatan dan peluang kerja sama yang seluas-luasnya bagi semua pelaku usaha dan industri syariah, tidak sebatas pada sektor keuangan syariah.

Menurutnya, kolaborasi juga diperlukan dalam upaya peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah, sehingga semakin banyak yang memahami dan mempraktikkan kebaikan ekonomi dan keuangan syariah.

"Ketiga, gandeng partisipasi pengusaha syariah, termasuk UMKM. Keterlibatan dan kerja sama yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dan UMKM perlu terus ditingkatkan," ujarnya.

Terakhir, Kiai Ma'ruf melanjutkan, perlu juga pelibatan berbagai kelompok dan generasi muda dalam pembangunan kawasan pusat keuangan syariah. Sehingga sifat inklusif membuat ekonomi dan keuangan syariah dapat diterima oleh berbagai kalangan.

"Keterlibatan generasi muda akan memperkaya gagasan, inovasi dan kreativitas dalam penguatan ekosistem ekonomi syariah, termasuk pemanfaatan teknologi digital untuk menciptakan model-model usaha maupun produk baru berbasis syariah," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement