Jumat 27 Oct 2023 20:50 WIB

Wakaf Salman Berikan Air Bersih ke Ratusan Ratusan Warga Kekeringan di Gununghalu

Wilayah Gununghalu merupakan titik yang paling terdampak kekeringan di KBB.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Para Alumni Penggiat Masjid Salman ITB dan  kekeringan seperti pembangunan sumur, pipanisasi, dropping air bersih, hingga penyaluran mesin air minum.
Foto: dok. Republika
Para Alumni Penggiat Masjid Salman ITB dan kekeringan seperti pembangunan sumur, pipanisasi, dropping air bersih, hingga penyaluran mesin air minum.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kemarau panjang, menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan di sejumlah tempat di Indonesia. Di antaranya di daerah-daerah baik di kota besar maupun pelosok banyak yang kekurangan akses air bersih dan sanitasi. Padahal, air merupakan sebuah kebutuhan sehari-hari seorang manusia dalam melakukan aktivitasnya.

Ketua Wakaf Salman, Ir Hari Utomo MBA, pihaknya menyadari urgensi situasi tersebut. Serta, berkomitmen untuk memberikan manfaat melalui program penanganan kekeringan ini. 

Pada bulan September lalu, kata Hari, Wakaf Salman mengumpulkan data dari alumni aktivis Salman ITB terkait kondisi kekeringan yang menimpa wilayah rumah mereka.

"Salah satu wilayah yang paling dekat, yaitu Desa Gununghalu, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat. Ini salah satu contohnya," ujar Hari, Jumat (27/10/2023).

Di wilayah tersebut, kata dia, sebanyak 700 jiwa dari 400 KK mengalami krisis air selama kemarau panjang ini. Wilayah Gununghalu tersebut, merupakan titik yang paling terdampak kekeringan di Kabupaten Bandung Barat.

"Bersama para Alumni Penggiat Masjid Salman ITB dan  kekeringan seperti pembangunan sumur, pipanisasi, dropping air bersih, hingga penyaluran mesin air minum," katanya.

Pendistribusian pun, kata dia, kemudian dilakukan, mulai dari wilayah terdekat yaitu Kabupaten Bandung Barat pada Kamis (21/09/23), hingga sejumlah titik lainnya di Jawa Barat seperti Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, juga beberapa di luar Jawa Barat di antaranya, Kabupaten Lebak Banten, Kabupaten Rembang Jawa Tengah, dan terakhir Kabupaten Kudus Jawa Tengah, pada hari ini (26/10/23).

Dengan tersalurkannya sejumlah manfaat ke beberapa titik tersebut, kata dia, Alumni Penggiat Masjid Salman ITB dan para Wakif/Donatur melalui Wakaf Salman, telah memberikan dampak yang signifikan terhadap lebih dari 1.000 jiwa, khususnya mereka yang terdampak kekeringan

ekstrim.

Program penanganan kekeringan Wakaf Salman, kata dia, merupakan sebuah langkah penting dalam mengatasi krisis air di Indonesia. Dengan menyediakan beragam solusi, Wakaf Salman bersama para Wakif/Donatur bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup bagi populasi yang rentan, mengurangi penyakit yang terkait dengan air, dan memastikan bahwa setiap orang berhak mendapatkan akses air bersih dan sanitasi sebagai menyatakan komitmennya terhadap program ini.

“Air bersih adalah hak asasi manusia yang mendasar. Setiap individu memiliki hak untuk mengakses air bersih yang cukup dan aman untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup. Upaya Wakaf Salman bersama para Wakif/Donatur merupakan contoh konkret tentang inisiatif kita sebagai warga negara, yaitu memastikan setiap orang mendapatkan haknya," paparnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement