REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memastikan destinasi wisata prioritas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), aman dari potensi penyakit wabah.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan keamanan situasi itu didapat berdasarkan laporan dari penerapan mitigasi potensi wabah.
"Ada surveilans penyakit, baik yang masuk dan keluar. Ini merupakan tugas utama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), sehingga simulasi ini akan memperkuat kemampuan mereka dalam berkoordinasi dan berkolaborasi dengan semua stakeholder di pelabuhan, baik laut dan udara," kata Maxi melalui Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI di Jakarta, Jumat (27/10/2023).
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memastikan seluruh wilayah destinasi wisata prioritas aman bagi wisatawan, termasuk dari sisi kesehatan.
Salah satunya diwujudkan melalui simulasi kesiapsiagaan penanggulangan penyakit berpotensi wabah demam kuning (yellow fever).
Simulasi dilakukan untuk mengecek dan mengevaluasi apakah di lapangan bisa berpotensi wabah atau tidak.
"Belajar menangani COVID-19, semua negara tidak ada yang siap, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan kesiapan-kesiapan atas segala potensi yang terjadi," katanya.
Kemenkes berkoordinasi dengan lintas sektor terkait untuk memastikan destinasi wisata super prioritas itu siap menyambut datangnya para wisatawan dengan aman dan nyaman.
Selain KKP sebagai penjaga pintu masuk negara, sejumlah sektor lain seperti TNI, POLRI, LAKESPRA, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat turut berupaya dalam menjaga sistem ketahanan kesehatan di Indonesia, kata Maxi menambahkan.
"KKP selaku pemeran utama bertugas untuk mendeteksi faktor-faktor risiko emerging,” kata Maxi.
Kemenkes juga menggandeng kantor pelabuhan ASDP Indonesia Ferry dan TNI-AU untuk proses evakuasi, termasuk imigrasi dan kepolisian yang berperan jika terjadi kerusuhan ketika ada penolakan di masyarakat.
“Kemudian pihak swasta para pemilik perusahaan kapal. Supaya mereka tahu ketika kapal ditetapkan terjangkit dan sedang dikarantina, mereka harus patuh pada ketentuan,” katanya.
Maxi mengatakan hal paling penting adalah peran pemerintah daerah, karena prosedur yang dilakukan sesudah pelaksanaan karantina pintu masuk adalah karantina wilayah.
"Begitu pasien dirujuk ke rumah sakit atau puskesmas maka kewenangan ada di pemerintah daerah untuk memastikan proses evakuasi berjalan dengan lancar," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kemenkes karena turut andil dalam membangun sektor kesehatan yang fundamental.
Menurutnya, dalam momen ini Kemenkes sekaligus meyakinkan warga termasuk wisatawan bahwa Labuan Bajo merupakan destinasi wisata yang aman dan nyaman untuk dikunjungi.
“Mulai hari ini kami mengampanyekan untuk jangan takut ke Labuan Bajo karena sektor kesehatan sangat memadai,” katanya.