REPUBLIKA.CO.ID GAZA -- Bombardir Israel ke Jalur Gaza tak kunjung henti. Israel pun bersiap untuk melancarkan serangan darat secara besar-besaran.
Menurut David DesRoches, profesor dari Pusat Kasijan Asia Timur-Selatan Departemen AS, meski Israel telah menyatakan akan menggelar operasi darat, tapi mereka masih punya alasan untuk menangguhkan penyerangan ke Gaza.
"Ada sejumlah alasan. Pertama akan sangat sulit untuk bertempur di daerah padat penduduk, dan butuh upaya keras. Banyak tembakan, dan Anda akan kehilangan banyak tentara," ujarnya kepada Aljazirah, Jumat.
Sehingga menurutnya, keputusan untuk menunda penyerangan merupakan kepetingan buat Israel sepanjang mereka bisa mengisolasi Hamas menggunakan strategi kanalisasi.
"Kedua, saya berpendapat, dalam level strategis Israel harus menunjukkan kepada komunitas global bahwa mereka telah kehabisan semua upaya diplomasi. Hamas telah melakukan penyanderaan," katanya.
Sementara itu, politikus Hamas Ezzat el-Reshiq meyakinkan bahwa Brigadir al-Qasam telah siap mengusir para penjajah yang hendak menyerang Gaza. Mereka siap mengeluarkan kekuatan penuh melawan serangan darat Israel.
"Netanyahu dan tentara mereka tidak mampu mencapai tujuan militer yang mereka inginkan," ujarnya.
Ia menegaskan, langkah Israel membombardir Gaza dan mematikan telekomunikasi serta jaringan internet hingga menghentkan pasoan medis merupakan kejahatan.