Sabtu 28 Oct 2023 13:02 WIB

Pacu Wisata Halal, PPHI Beri Tiga Inisiatif Strategis

Wisata halal kini jadi kontributor utama wisata dunia, bukan niche market lagi.

Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia Riyanto Sofyan
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia Riyanto Sofyan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mempercepat kebangkitan dan pengembangan lebih lanjut industri pariwisata Indonesia memanfaatkan pasar wisata ramah Muslim, Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) menilai harus ada nilai tambah pada produk dan layanan sektor ini. Begitupun peningkatan berkelanjutan terhadap kualitas penawaran yang sesuai untuk lanskap baru pasar wisata ramah Muslim pascapandemi Covid-19.

Untuk mewujudkannya, PPHI mengajukan tiga inisiatif strategis.

Baca Juga

1. Mendukung transformasi menuju ketahanan industri pascapandemi, daya saing, serta destinasi dengan rating ramah Muslim. Lalu, pelayanan akreditasi industri dengan rating ramah Muslim dan layanan akreditasi industri. Kemudian, pemeringkatan destinasi ramah Muslim; kerangka kerja, pedoman dan dranding penghargaan terhadap pribadi dan industri; serta platform atau program keterlibatan industri.

2. Meningkatkan ekosistem pariwisata ramah Muslim Indonesia dengan pelatihan di industri pariwisata ramah Muslim. Selanjutnya, pegulasi, standardisasi, sertifikasi, insentif, dan dukungan kebijakan. Serta pelatihan, konsultasi, sistem penilaian dan praktik terbaik industri Indonesia.

3. Pengembangan pemasaran dan platform big data International Halal Tourism Summit, konferensi internasional, peluncuran IMTI 2023, dan B2B/B2C pameran bisnis pariwisata.

Sejalan dengan tujuan Tiga Inisiatif Strategis Utama PPHI tersebut di atas, perhelatan The 5th International Halal Travel Summit (IHTS), menyediakan platform dinamis dan kolaboratif yang mendorong inovasi dan pengetahuan pertukaran. Juga menyediakan kemitraan strategis dalam industri wisata dan gaya hidup Muslim.

Ketua PPHI Riyanto Sofyan menyampaikan, IHTS digelar untuk memberdayakan pemangku kepentingan, menginspirasi kepemimpinan pemikiran, dan mendorong transformasi positif menuju ketahanan dan meningkatkan daya saing industri serta destinasi baru dalam lanskap industri pariwisata pascapandemi.

Langkah utamanya dengan mengatasi permasalahan tantangan dan meraih peluang besar pasar pariwisata ramah Muslim dengan pertumbuhan tinggi ini. "Pasar parisata ramah Muslim telah menjadi salah satu sumber utama wisatawan internasional, bukan niche market lagi," ujar Riyanto mengawali The 5th Halal Tourism Summit yang bagian Indonesia Shari'a Economic Festival di JCC, Jakarta, baru-baru ini.

IHTS 2023 diikuti lebih dari 300 peserta yang terdiri dari perwakilan pemangku kepentingan pariwisata, asosiasi pariwisata, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement