REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming mengaku sudah menjadwalkan pertemuan antara dirinya dan Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo. Rudy ingin bertemu dengan Gibran agar mengundurkan diri dan menyerahkan kembali kartu tanda anggota (KTA) kader PDIP.
Hal itu dilakukan karena Gibran sudah berstatus calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM). Putra sulung Presiden Jokowi tersebut mengaku, telah membalas pesan Rudy melalui Whatsapp.
Karena itu, ia mengagendakan segera bertemu dengan eks wali kota dan wakil wali kota Solo tersebut. "Sudah (dibalas), nanti ya. Ya nanti dijadwalkan (pertemuan dengan FX Rudy). Nanti kami atur," kata Gibran di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (28/10/2023).
Gibran enggan memberikan komentar lebih jauh terkait rencana pertemuan itu. Pasalnya, percakapan tersebut telah diketahui awak media setelah diperlihatkan Rudy. "Sudah, kan Whatsapp-nya diliatin ke kalian," kata Gibran.
Sementara itu, Gibran mendapat keluhan dari masyarakat tentang aktivitas galian C saat blusukan di Kabupaten Boyolali, Sabtu. Seorang warga bernama Ahmad Rofiq mengaku, berkeluh kesah kepada Gibran terkait aktivitas galian ilegal, mencakup pasir, tanah, hingga kerikil..
Menurut dia, dengan banyaknya kendaraan besar membuat kerawanan bagi warga berkendara, khususnya saat mengantar atau menjemput anak sekolah "Kalau pagi anak-anak berangkat sekolah itu kan truk galian C banyak juga, jadi rawan kecelakaan juga," kata Ahmad kepada Gibran.
Ahmad yang merupakan putra dari perajin tembaga tersebut juga berharap, Gibran dapat memberikan bantuan mesin produksi untuk memperlancar produktivitas kerjanya. Dengan begitu, pendapatan ekonomi keluarganya bisa meningkat.
"Kendalanya perajin ini tenaga kerjanya semakin berkurang. Mungkin kalau beliau insya Allah jadi wakil (presiden) nanti mau diusulkan ke Kementerian Perindustrian untuk dibina lagi agar lebih baik," kata Ahmad.
Di sisi lain, terkait keluhan galian C tersebut Gibran mengaku akan mengeksekusinya. Hanya saja, ia tidak menjelaskan bagaimana caranya, karena bukan kewenangannya. "Ya nanti ditindaklanjuti," kata Gibran.
Selain itu, Gibran mengaku, perlu ada intervensi pemerintah untuk membantu sektor produksi. Khususnya, terkait pembaruan alat yang digunakan para perajin. "Pasarnya mulai goyang jadi harus ada intervensi dari pemerintah ya. Ini kan sudah ada koperasinya otomatis harus di-support dengan alat alat up to date," kata Gibran.
Menurut Gibran, perlunya dukungan lantaran sentra produksi tembaga tersebut menjadi sumber penghasilan yang dapat menghidupi satu desa. Dia menilai, perlu adanya penambahan alat, seperti CNC hingga laser cutting untuk menunjang produksi tembaga.
"Bapaknya ternyata sudah sering koordinasi dengan menteri-menteri. Koperasi dan kementerian saling koordinasi aja biar alat alat yang dimiliki perajin di sininya bener-bener up to date gak kalah sama yang punya CNC dan di sini sentra tembaga menghidupi satu desa jadi ini harus dibantu, luar biasa sekali," kata Gibran.