Ahad 29 Oct 2023 00:20 WIB

Ancam Populasi Lumba-Lumba, Greenpeace Desak Yunani Batalkan Proyek Gas Laut Mediterania

Proyek eksplorasi gas Laut Mediterania membuat lumba-lumba terancam punah.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Greenpeace menyatakan bahwa proyek eksplorasi gas di Laut Mediterania mengancam populasi lumba-lumba dan paus.
Foto: Unsplash
Greenpeace menyatakan bahwa proyek eksplorasi gas di Laut Mediterania mengancam populasi lumba-lumba dan paus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga non-profit Greenpeace mendesak Yunani untuk membatalkan proyek eksplorasi gas di laut dalam Mediterania. Mengutip penelitian terbaru, Greenpeace menyatakan bahwa eksplorasi tersebut bisa berdampak besar bagi paus dan lumba-lumba yang terancam punah.

Menurut Greenpeace, sebagian besar area yang sedang dieksplorasi, tumpang tindih dengan Palung Hellenic yang mencakup perairan terdalam di Mediterania, yaitu 5.267 meter. Area ini merupakan habitat penting bagi beberapa ratus paus sperma dan mamalia laut lainnya, yang sudah terancam oleh penangkapan ikan hingga polusi plastik.

Baca Juga

Survey terbaru juga menyatakan bahwa setidaknya empat spesies cetacea termasuk paus sperma dan paus berparuh Cuvier, berkembang biak di daerah tersebut sepanjang tahun. Temuan yang dipublikasikan di jurnal Endangered Species Research ini sekaligus membantah klaim Yunani bahwa mamalia laut hanya ada di perairan Mediterania pada musim panas dan dingin.

Kostis Grimanis dari Greenpeace Yunani mengatakan bahwa lautan dalam (deep sea) Mediterania memiliki nilai ekologis yang sangat penting. Namun pemerintah dan perusahaan minyak secara obsesif mengejar eksplorasi hidrokarbon di perairan ini.

“Eksplorasi ini adalah kejahatan yang tidak masuk akal terhadap alam. Hal ini tidak hanya akan merugikan spesies fauna laut yang ikonik, tetapi juga perjuangan kita melawan krisis iklim, dengan berusaha mengeksploitasi bahan bakar fosil bawah laut,” tegas Grimanis seperti dilansir AP, Sabtu (28/10/2023).

Atas pertimbangan tersebut, Greenpeace mendesak pemerintah Yunani untuk membatalkan semua izin pengeboran lepas pantai. Pada tahun 2019, Yunani memberikan hak eksplorasi untuk dua blok dasar laut di selatan dan barat daya pulau Kreta kepada konsorsium energi internasional.

Tahun ini, ExxonMobil dan Helleniq Energy dari Yunani menyelesaikan survei seismik selama tiga bulan di dasar laut di dua blok besar tersebut, dan pemerintah Yunani mengatakan bahwa pengeboran eksplorasi awal dapat dimulai di sana pada tahun 2025. Para pejabat mengklaim, eksplorasi ini akan diterapkan sesuai standar-standar lingkungan hidup yang paling ketat.

Survei seismik memantulkan ledakan sonar dari dasar laut untuk mengidentifikasi potensi deposit gas, sebuah proses yang akan memekakkan telinga bagi hewan-hewan laut yang peka terhadap suara. Sonar yang digunakan oleh kapal perang telah terbukti memiliki efek mematikan pada paus, dan para ahli mengatakan bahwa survei seismik dapat melakukan hal yang sama. Pengeboran dan ekstraksi gas juga akan menyebabkan kebisingan bawah laut yang signifikan.

Laporan baru dari Greenpeace Yunani, University of Exeter, dan Pelagos Cetacean Research Institute yang berbasis di Athena, mendeteksi setidaknya lima spesies cetacea dalam 166 pertemuan termasuk 14 paus sperma pada musim dingin 2022. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian serupa selama musim panas.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement