Ahad 29 Oct 2023 09:14 WIB

OJK Optimistis Capai Target 90 Persen Inklusi di 2024, Ini Alasannya

Tingkat inklusi keuangan di 2022 sudah hampir 86 persen.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menyampaikan paparan sebelum meluncurkan program sinergi akselerasi keuangan insklusif bagi penyandang disabilitas di Sleman,  Yogyakarta, Sabtu (28/10/2023). Kegiatan tersebut merupakan puncak Bulan Inklusi Keuangan 2023 yang diadakan oleh OJK bersama lembaga keuangan mengangkat tema Akses Keuangan Merata, Masyarakat Sejahtera. Selain itu, pada acara ini juga dilakukan kampanye dan sosialisasi terkait inklusi keuangan serta penjualan berbagai produk keuangan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menyampaikan paparan sebelum meluncurkan program sinergi akselerasi keuangan insklusif bagi penyandang disabilitas di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (28/10/2023). Kegiatan tersebut merupakan puncak Bulan Inklusi Keuangan 2023 yang diadakan oleh OJK bersama lembaga keuangan mengangkat tema Akses Keuangan Merata, Masyarakat Sejahtera. Selain itu, pada acara ini juga dilakukan kampanye dan sosialisasi terkait inklusi keuangan serta penjualan berbagai produk keuangan.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis inklusi keuangan mencapai 90 persen sesuai target di 2024. OJK optimistis meski mulai dilakukan perluasan inklusi keuangan untuk penyandang disabilitas.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan pada 2022, inklusi keuangan sudah hampir mencapai 86 persen.

Di 2023 ini, pihaknya juga tengah menjajaki kerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melakukan survei guna mengetahui tingkat inklusi keuangan di 2023. Meski belum ada data 2023, namun pihaknya optimistis inklusi keuangan di 2024 bisa mencapai 90 persen mengingat di 2022 sudah hampir 86 persen.

"Presiden menargetkan 2024 itu 90 persen inklusi keuangan tercapai. Survei 2022, kita sudah hampir 86 persen. Insya Allah, yang akan berbeda di tahun ini kita sedang menjajaki kerja sama dengan BPS untuk bisa survei dilakukan BPS untuk 2023. Harapannya di 2024 kita tercapai dan insya Allah kita confident untuk bisa mencapai target 90 persen inklusi," kata Friderica usai acara Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023 di Pakuwon Mal, Sleman, DIY, Sabtu (28/10/2023).

Dijelaskan Friderica, telah terjadi peningkatan rekapitulasi capaian bulan inklusi keuangan. Sebab, ada peningkatan capaian inklusi keuangan hingga 13 persen dari tahun sebelumnya.

Fiderica merinci, untuk industri perbankan terjadi peningkatan pembukaan rekening baru sebanyak hampir tiga juta rekening baru. Di industri pasar modal, ada peningkatan 131 ribu rekening efek, di industri perasuransian ada 658.484 polis asuransi baru, di industri pembiayaan terbit 543.731 debitur baru.

Selain itu, katanya, pada industri pegadaian terbit sebanyak 3.253.844 rekening penyaluran pinjaman yang baru, dan pada industri fintech diterbitkan 424.370 akun baru. Dengan begitu, katanya, total ada sekitar rekening baru yang terbentuk di 2023 ini.

"Puncak bulan inklusi keuangan yang bekerja sama dengan seluruh PUJK mulai dari Sabang sampai Merauke kita lakukan, dan sudah tercipta delapan juta rekening baru selama periode tersebut, dan terjadi peningkatan 13 persen dari tahun sebelumnya," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement