REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi mengatakan pada Sabtu (28/1/2023), akan mencegah miliarder Elon Musk menyediakan internet ke Gaza dengan sistem komunikasi berbasis satelit Starlink. Sebelumnya, Musk bersedia mendukung organisasi bantuan kemanusiaan di Gaza agar tetap bisa berkomunikasi.
“Israel akan menggunakan segala cara untuk melawan keputusan Musk,” kata Karhi dikutip dari Anadolu Agency, Ahad (29/10/2023).
Karhi mengklaim kelompok perlawanan Palestina Hamas akan menggunakan Starlink untuk aktivitasnya. “Kantor saya akan memutuskan hubungan apa pun dengan Starlink,” ujarnya mengancam.
Komentar tersebut muncul setelah pemilik Tesla dan X menyatakan, bahwa Starlink akan memperluas layanan ke organisasi bantuan yang diakui secara internasional di Jalur Gaza. Bantuan ini diberikan setelah Israel memutus jaringan komunikasi yang menyebabkan pemadaman listrik total di daerah kantong yang terkepung tersebut pada Jumat (27/10//2023) malam.
Menurut Perusahaan Telekomunikasi Palestina, layanan komunikasi dan internet di Jalur Gaza terputus total di tengah pemboman besar-besaran Israel terhadap jalur feeder, menara, dan jaringan. Tindakan ini kelanjutan dari serangan udara Israel tanpa henti sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober.
Menanggapi pemadaman listrik, banyak pengguna media sosial menyerukan kepada Musk untuk memberikan akses kepada warga Gaza ke konstelasi internet satelit Starlink. Tagar #starlinkforgaza digunakan di lebih dari 3,74 juta unggahan di platform media sosial pada Sabtu (28/10/2023) pagi.
Starlink saat ini tidak tersedia di Israel atau wilayah Palestina. Pada peta interaktif di situs Starlink, ketersediaan di Israel dan Gaza menunjukkan dimulai pada 2024, sementara wilayah Yerusalem dan Tepi Barat menunjukkan tanggal layanan tidak diketahui.
Musk secara pribadi sebelumnya telah mengirimkan terminal dalam jumlah besar ke Ukraina, yang akan memungkinkan akses ke sistem internet berbasis satelit. Layanan ini diandalkan oleh pengguna militer dan sipil setelah Rusia memutus sistem komunikasi Ukraina sesaat sebelum invasi pada Februari 2022.