Ahad 29 Oct 2023 10:51 WIB

Jaga Kesehatan Hati, Coba Pakai Teknologi Mutakhir Ini

Perbedaan elastografi hati dan USG terletak pada informasi yang diberikan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Hati atau liver adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia.  (ilustrasi)
Foto: Health
Hati atau liver adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Hati atau liver adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia. Fungsi hati utamanya adalah untuk membantu proses metabolisme tubuh serta menghasilkan cairan empedu yang membantu proses pencernaan. Artinya, tanpa cairan empedu, proses pencernaan akan terganggu.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan hati. Apabila ada cara untuk mengetahui kesehatan organ hati dengan cepat, aman, dan tanpa merasa sakit, pasti akan menjadi kabar baik bagi banyak orang, khususnya yang peduli dengan kesehatan. Inilah mengapa elastografi hati menjadi suatu topik yang menarik dan penting untuk dibahas lebih lanjut. 

Baca Juga

Dalam penjelasan kali ini, kita akan mengetahui bagaimana elastografi hati mengubah cara kita memahami dan mengatasi penyakit hati. Tidak hanya itu, kita juga akan melihat keuntungan dari pemeriksaan ini, bagaimana teknologi ini dapat membantu penanganan dini dan pengobatan yang lebih efektif.

Menurut dr Saut Horas H. Nababan, PhD, SpPD-KGEH, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterohepatologi yang aktif melayani pasien di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, elastografi hati adalah metode pemeriksaan non-invasif yang sudah rutin digunakan di MRCCC terutama pada pasien dengan penyakit hati kronis. Secara sederhana, alat ini mengukur kekakuan hati yang secara tidak langsung dikaitkan dengan derajat fibrosis hati. Jadi dengan menggunakan alat ini, dokter bisa menilai apakah sudah terdapat komplikasi dari penyakit hati kronis yang diderita pasien.

"Jadi, alat ini bisa digunakan pada kasus-kasus seperti infeksi virus hepatitis B dan C, sirosis, penyakit hati alkoholik, penyakit hati non-alkoholik, dan penyakit hati yang terkait gangguan metabolik. Pemeriksaan ini juga berguna dalam memantau perkembangan penyakit hati akibat obat-obatan atau autoimun,” ujar dr Saut.

Setiap kita melakukan pemeriksaan medis, tentu kita akan memilih pemeriksaan apa yang memberikan manfaat serta aman dan tidak menimbulkan efek samping. 

Elastografi hati memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah tidak invasif yaitu tidak ada penyisipan jarum atau pemotongan yang diperlukan. Selain itu, tidak menyakitkan. Pasien tidak akan merasakan ketidaknyamanan atau rasa sakit selama pemeriksaan. Dapat menilai derajat fibrosis dan derajat perlemakan hati.

Perbedaan elastografi hati dan USG terletak pada informasi yang diberikan. “Pemeriksaan USG secara umum menilai struktur dan kondisi organ, sementara elastografi hati menilai derajat fibrosis dan perlemakan hati,” ujar dr Saut.

Untuk melakukan tes ini pun tidak perlu persiapan. “Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan oleh pasien, pasien hanya diminta berpuasa tiga jam sebelum pemeriksaan,” ujar dr Saut yang juga merupakan dokter spesialis lulusan Universitas Indonesia tersebut.

Untuk waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan elastografi hati singkat sekitar 5 sampai 10 menit dan hasil pemeriksaan dapat dilihat langsung oleh pasien. Hasil pemeriksaan dapat membantu dokter dalam mendiagnosis, menentukan tingkat keparahan penyakit hati, merencanakan perawatan, serta memantau perkembangan pasien selama pengobatan. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement