Ahad 29 Oct 2023 13:16 WIB

150 Batang Tebu Terbakar di Kuningan, Api Diduga dari Pembakaran Sampah

Luas lahan yang terdampak kebakaran diperkirakan lima hektare.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Kebakaran lahan.
Foto: Republika/Mardiah
(ILUSTRASI) Kebakaran lahan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN — Kebakaran lahan atau kebun kembali terjadi di wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kali ini kebakaran melanda kebun atau lahan tebu milik sejumlah warga di wilayah Kampung Puhun, Desa Widarasari, Kecamatan Kramatmulya. Api diduga dari pembakaran sampah.

Berdasarkan informasi UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kabupaten Kuningan, kebakaran kebun tebu dilaporkan terjadi pada Sabtu  (28/10/2023). Kepala UPT Damkar Kabupaten Kuningan M Khadafi Mufti mengatakan, berdasarkan keterangan kepala desa setempat, kebakaran awalnya diketahui salah satu pemilik kebun tebu.

Baca Juga

Dibantu warga lainnya, upaya pemadaman kebakaran dilakukan menggunakan alat seadanya. “Namun, angin begitu kencang, sehingga api pun bertambah besar dan merembet ke lahan yang ada di sekitarnya,” ujar Khadafi, Sabtu (28/10/2023).

Api dikabarkan mendekati kawasan permukiman. Lantaran kebakaran meluas, kepala desa menghubungi UPT Damkar. Petugas damkar meluncur ke lokasi kejadian. Dibantu personel polsek dan koramil, juga warga, kebakaran dilaporkan bisa dipadamkan dalam waktu sekitar 2,5 jam.

Khadafi mengatakan, berdasarkan hasil penghitungan sementara, luas lahan atau kebun yang terbakar sekitar lima hektare. Lahan atau kebun terdampak kebakaran itu milik 12 warga. “Akibat kebakaran itu, sebanyak 150 batang pohon tebu milik warga terbakar,” kata Khadafi.

Ihwal penyebab kebakaran, Khadafi mengatakan, api diduga dari aktivitas orang yang membakar sampah. Sampah yang terbakar kemudian diduga ditinggalkan begitu saja, sehingga api merembet dan membesar.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement