REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA — Warga di sejumlah kecamatan wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, dilaporkan terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka masih mengupayakan bantuan air bersih untuk warga di desa/kelurahan terdampak kekeringan.
“Ada 23 desa/kelurahan di 12 kecamatan yang terdampak kekeringan,” ujar Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka Rezza Permana kepada Republika.co.id, Sabtu (28/10/2023).
Rezza mengatakan, desa/kelurahan terdampak kekeringan itu berada di wilayah Kecamatan Kasokandel, Kadipaten, Panyingkiran, Cigasong, Majalengka, Palasah, Leuwimunding, Sumberjaya, Jatitujuh, Kertajati, Bantarujeg, dan Kecamatan Lemahsugih.
Di 12 kecamatan tersebut, dilaporkan 8.984 kepala keluarga (KK) atau 29.065 warga yang terdampak kekeringan. Untuk membantu warga terdampak kekeringan, Rezza mengatakan, hingga 25 Oktober 2023, BPBD menyalurkan air bersih sekitar 595 ribu liter. Palang Merah Indonesia (PMI) Majalengka juga menyalurkan bantuan air bersih 355 ribu liter dan Polres Majalengka sekitar 50 ribu liter.
Menurut Rezza, bantuan air bersih paling banyak disalurkan ke wilayah Kecamatan Kasokandel, yang mencapai total sekitar 270 ribu liter. Kemudian ke wilayah Kecamatan Kadipaten sekitar 260.500 liter dan wilayah Kecamatan Majalengka sekitar 190 ribu liter.
Sedangkan bantuan air bersih yang disalurkan ke wilayah sembilan kecamatan lain berkisar 10 ribu liter-83.500 liter. “Kecamatan Kadipaten, Kasokandel, dan Majalengka merupakan yang paling parah sehingga bantuan air bersihnya paling banyak,” kata Rezza.
Rezza mengatakan, sumber air milik warga di tiga kecamatan itu rata-rata tidak lagi mengeluarkan air. Karena itu, warga mengandalkan bantuan air bersih yang didistribusikan secara rutin.
“Setiap hari kami berkoordinasi dengan PMI, Polri, dan lainnya untuk memastikan seluruh wilayah terdampak kekeringan di Majalengka memperoleh bantuan air bersih,” ujar Rezza.