REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM dalam laporan evaluasi aktivitas Karangetang di Kabupaten Sitaro, Sulut, periode 16-22 Oktober 2023 menyebutkan gempa guguran gunung di Pulau Siau tersebut semakin menurun. Gunung Karangetang erupsi efusif pada awal Februari 2023 setelah mengalami serangkaian peningkatan aktivitas vulkanik, PVMBG kemudian sempat menaikkan statusnya menjadi siaga level tiga.
"Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa guguran Gunung Karangetang semakin menurun," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam evaluasi yang dibagikan Ketu Pos Pengamatan Gunung Api Yudia P Tatipang dalam grup percakapan di Manado, Ahad (29/10/2023).
Erupsi efusif Gunung Karangetang secara visual tidak teramati, begitu pula luncuran/ guguran lava baik arah dan jarak luncurnya, namun tanda-tanda terjadinya guguran masih ada dengan terdengarnya suara gemuruh akibat guguran lava. Selain itu, sinar api di atas puncak kawah utama (selatan) kadang teramati setinggi 10 meter di atas kubah lava.
Sementara kondisi kawah utara teramati asap kawah putih tipis hingga tebal tinggi maksimum sekitar 300 meter, pada malam hari masih tampak adanya api diam di di atas kubah lava setinggi sekitar 25 meter. Hendra menjelaskan, pada periode evaluasi ini terekam sebanyak tiga kali gempa guguran, 38 kali gempa embusan, enam kali gempa hybrid/fase banyak, dua kali gempa vulkanik dalam, dan sebanyak 32 kali gempa tektonik jauh.
Pada periode evaluasi tanggal 8 - 15 Oktober 2023, terekam sebanyak tiga kali gempa guguran, 15 kali gempa embusan, 29 kali gempa hybrid/fase banyak, satu kali gempa vulkanik dangkal, lima kali gempa vulkanik dalam, dan sebanyak 45 kali gempa tektonik jauh.
Pada periode evaluasi pada tanggal 23 - 30 September 2023, frekuensi gempa terekam masih lebih banyak, Gunung Karangetang mengalami sebanyak 12 kali gempa guguran, 172 kali gempa embusan, satu kali tremor harmonik, enam kali tremor nonharmonik, 75 kali gempa fase banyak, lima kali gempa vulkanik dangkal, 10 kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, satu kali gempa terasa, dan 461 kali gempa tektonik jauh.